Mohon tunggu...
Repinarsi Repinarsi
Repinarsi Repinarsi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis adalah seorang Guru yang bertugas di UPTD SMP Negeri 1 Pudingbesar dan mendapat amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah BIdang Kurikulum serta Ketua MGMP IPA Kabupaten Bangka. Ibu rumah tangga yang hobi membaca, memasak, dan menulis juga terlibat aktif sebagai pengurus PGRI Kecamatan Pudingbesar dan Ketua Pokja I PKK Kecamatan PUdingbesar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menunggu Bulan

6 November 2022   15:40 Diperbarui: 6 November 2022   15:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gelas berisi jahe hangat untuk sang putra terjatuh dan pecah berkeping.  Mana mungkin....Anaknya kan tuna netra, sejak lahir Kosim tidak bisa melihat warna dunia, bagaimana mungkin ia mampu melihatnya?

Bergegas Ia keluar menuju kursi usang Kosim.  Tubuh wanita itu kaku mengejang, salju dari mount everest turun deras dihatinya, dingin menusuk ke seluruh tulang -- tulangnya,  sama seperti 8 tahun yang lalu ketika wanita itu memeluk jenazah suaminya yang terbujur kaku....Mata Bunda nanar memandang anaknya yang tergeletak besimbah darah, benar dan ia yakin, kini Kosim tersenyum bahagia, ia benar -- benar bahagia setelah bertemu Bulan, tapi apakah suami dan anaknya tidak pernah memikirkan kebahagiaanya?  Bunda masuk dengan langkah kaku menuju rumah dengan memanggul tubuh Kosim yang dingin dengan sebuah janji bahwa ia pun akan menunggu Bulan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun