Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bisakah Orang Sunda Memiliki Pretentious Food (Makanan Mewah) dari Komoditas Unggulan?

1 Februari 2023   06:08 Diperbarui: 1 Februari 2023   06:13 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: istockphoto.com

Makanan layaknya hierarki dalam kehidupan, ya seperti susunan suatu tahapan dengan berbagai karakteristiknya, hingga susunan teratas adalah Makanan Mewah atau dikenal dengan sebutan Pretentious Food. 

Menelusuri kata mewah secara sederhana menggambarkan keadaan yang banyak, untuk makanan sendiri porsinya berlebihan, cenderung besar, dan terlihat menumpuk. 

Mewah pada makanan diartikan juga dengan tampilan untuk suatu estetika atau keindahan dimana ketika makanan atau hidangan tersaji terlihat indah, menambah selera untuk mencicipinya, dan menarik perhatian untuk diabadikan (layak difoto, instagramable). Namun, keadaan mewah ini beriringan dengan perkembangan tempat makan, ada beberapa tempat seperti restoran, kedai, cafe, bar, bahkan warung nasi atau rumah makan. 

Penanda makanan mewah lainnya pun tidak sembarangan, ada beberapa versi, kategori, bahkan penilaian secara global dari berbagai instansi, berbagai versi, dan bagaimana suatu redaksi meliput ketenaran dan kemewahan suatu hidangan. Ternyata hal ini bisa dibentuk, direncanakan, dikonsep, dan dibuat namun harus melibatkan berbagai ahli pada bidangnya, bahkan menjadi pasar tersendiri dengan hanya menyajikan kelompok bahan makanan dan menu premium atau terbatas.

Karena suatu hidangan saja bisa memerlukan beberapa tenaga seperti : ahli bumbu, food perfumer (ahli aroma makanan), ahli karkas (tidak hanya tukang daging, tapi orang yang ahli dalam membedakan daging dan mengolah daging), underliner (pembuat dasar salad), food stylist (penata makanan), mixologist (peracik minuman), sampai food taster (pencicip makanan). Itu hanya segelintir dari bagian saja. Strukturnya banyak sekali tergantung tipe tempat makannya. 

Hal lain tentang tempat makanan mewah versi liputan internasional yang ditulis oleh The Times,Inggris  menyebutkan jika makanan mewah haruslah memenuhi beberapa kriteria seperti penyajian minuman disajikan pada gelas wine, menggunakan metal buckets (keranjang metal), koktail disajikan pada jar yang menyerupai toples selai dan banyak hal yang jika diikuti tidak akan selesai-selesai dengan syarat yang banyak. 

Bagaimana dengan Orang Sunda ? Apakah Orang Sunda Memiliki Makanan Mewah ? 

Indonesia dalam dokumentasi biodiversias dari LIPI selalu menyebutkan kekayaan alamnya yang berlimpah, termasuk dari sektor pangan yang amat sangat banyak, namun bagaimana dari beberapa komoditas ini sampai menjadi suatu hidangan yang tinggal dinikmati saja tanpa konsumen pusing darimana asalnya ? 

Indonesia, punya yang namanya komoditas unggulan. Komoditas unggulan pertanian merupakan komoditas yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu wilayah. Posisi strategis ini didasarkan atas pertimbangan teknis (biologis, kondisi tanah dan iklim), sosial-ekonomi, dan kelembagaan. 

Dilansir dari situs kementerian pertanian, 11 komoditas unggulan Indonesia mencakup : 

beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan terakhir minyak goreng.

Jika, Indonesia terus-terusan selalu mengekor pada menu-menu barat, apakah cita rasa ini tidak sedang dijajah ? dan kembali pada masa kolonialisme ? Sedangkan budaya Indonesia itu memang beragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun