Akhirnya aku menyadari, setelah sekian lama hatiku mati. Tertutupi cinta yang cukup bodoh ku alami. Sepanjang tahun aku merasa tak berarti.
Akhirnya, apa yang ku khawatirkan terjadi. Seluruh cintaku hilang bersama dengan kepergiannya dari sisi. Aku beruntung, hatiku masih sepenuhnya menjadi kuasaku. Hingga dia pergi, aku masih bisa merasakan hatiku terisi.
Aku akhirnya faham mengapa Tuhan menunjukkan tanda-tanda itu padaku. Tanda-tanda bahwa dia memang bukanlah gadisku. Bahkan sejak awal Tuhan sebenarnya memberiku isyarat, namun saat itu aku terlalu bodoh untuk mengerti apa yang tersirat.
Belum habis sebulan aku berpisah dengannya, kurasa waktu yang singkat jika dia sudah mampu melupakan semuanya. Kenangan yang susah payah kubuat indah. Kenangan yang cukup sulit untuk ku lupakan. Kenangan yang dapat tercipta karenanya.
Aku sungguh tak mengira, jika dia mampu menghapus semua hal-hal indah itu yang tak terkira. Dia bahkan sudah mengenal seseorang yang mampu membuat kenangan baru dalam hidupnya.
Aku hanya berharap orang baru yang ia kenal tidak seburuk aku. Aku berharap orang itu lebih baik dariku. Memberikan seluruh waktu padanya, lebih dari yang aku punya. Memberi kasih sayang sepenuhnya, selayaknya aku dulu padanya.
Karena aku sekarang mengerti, puncak kecintaan tertinggi bukan lah tentang perjuangan untuk memiliki. Namun memberikan yang terbaik dari diri sendiri kepada yang dicintai. Bahkan jika hal itu tidak ada dalam diriku, aku akan sangat bahagia jika ada orang lain yang lebih membahagiakan nya dibandingkan diriku.