Mohon tunggu...
Reno Maratur Munthe
Reno Maratur Munthe Mohon Tunggu... Penulis - Reno

Munthe Strategic and International Studies (MSIS)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemoeda Kaoem Betawi: Reaktualisasi Semangat dan Lahirnya Pahlawan Berintelektual

10 November 2021   01:55 Diperbarui: 10 November 2021   02:09 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemoeda Kaoem Betawi atau Pemuda Kaum Betawi adalah organisasi kepemudaan untuk para pemuda Betawi yang didirikan pada tahun 1927. Organisasi ini diketuai oleh Mohammad Tabrani. Tokoh lain yang terlibat yakni Mohammad Rochjani Soe'oed.

Sampai akhir tahun 1926, masih belum ada tempat khusus untuk organisasi kepemudaan Betawi. Sehingga banyak pemuda Betawi yang bergabung dalam Jong Java dan Sekar Rukun, karena mereka merasa serumpun. 

Namun, semakin lama, mereka merasa perlu untuk memiliki tempat sendiri, khusus untuk para pemuda Betawi. Akhirnya, dibentuklah organisasi Pemoeda Kaoem Betawi.

Sejarah mengukir Pemoeda Kaoem Betawi bersama dengan kumpulan-kumpulan pemuda yang mengatasnamakan daerahnya masing-masing seperti Jong Bataks Bond, Jong Celebes, dll berkumpul dan bersatu melangsungkan kongres hingga tercetuslah salah satu peristiwa paling bersejarah di negeri ini, Sumpah Pemuda 1928.

Sumpah Pemuda tetap relevan dengan kondisi bangsa yang dipenuhi oleh beragam permasalahan yang rumit untuk dilalui sampai saat ini. Dalam konteks ini, Sumpah Pemuda harus tetap eksis dan sangat perlu untuk direaktualisasikan.

Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja kepalanya - Ir. Soekarno.

Tanpa adanya bentuk kesadaran, militansi serta kerelaan berkorban dari kaum muda untuk lahirnya sebuah negara tentu kemerdekaan sulit diraih. 

Cita-cita selalu membutuhkan pengorbanan, meski kadang tak sebanding dengan hasil yang dicapai. Proses panjang perjuangan menuju Indonesia merdeka telah menumpahkan banyak darah dan bentuk pengorbanan lain yang tak terhitung jumlah dan nilainya.

Kesadaran membutuhkan keinsyafan bahwa perjuangan dan pengorbanan harus beriringan untuk meraih cita-cita nasional. Militansi pemuda pendahulu harus tetap menjadi spirit di era kekinian. 

Sebagai sebuah sumpah, semangat Sumpah Pemuda harus bisa menjadi emanasi bagi kehidupan kaum muda kontemporer yang jauh lebih terpelajar dibanding dengan generapi muda pendahulu.

Semangat bela negara Jika Sumpah Pemuda kita refeleksikan, ia tetap sangat relevan dengan kondisi hari-hari ini. Reaktualisasi Sumpah Pemuda adalah metamorfosa yang dapat digunakan sebagai social driving force untuk menguatkan sendi-sendi kebangsaan kita yang terasa mulai tergerus oleh beragam masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun