Setelah sejak awal tahun terkurung di rumah masing-masing karena wabah Covid-19, kita bisa ikut berpartisipasi dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bila pada tahun sebelumnya PKN 2019 dilaksanakan selama 7 hari secara luring, tahun ini segala kegiatan, permainan dan atraksi dilakukan secara daring selama hampir satu bulan. PKN 2020 akan dimulai pada 31 Oktober 2020 atau sekitar 6 hari 2 jam dan 30 menit berdasarkan penghitung waktu di situs pkn.id, dan berakhir pada 30 November 2020.Â
Berbagai kegiatan seperti pagelaran musik, pameran batik, tari-tarian, wayang, kuliner nusantara dan lain sebagainya dipertunjukkan selama 1 bulan ke depan.
Masyarakat juga bisa ikut kompetisi permainan tradisional seperti papancakan tertinggi, gerak kreasi engrang, lomba bakiak kreasi, egrangnathlon halang rintang dan bolak balik balok. Keseluruhan cara permainan dapat dilihat di situs berikut dengan syarat dan prasyarat yang berlaku dalam panduan pelaksanaan kompetisi yang dapat diunduh.Â
Pandemi telah membuat keseharian kita menjadi monoton, dengan kegiatan berkantor dan bersekolah dari rumah yang membosankan. Kegiatan yang sama dan berulang-ulang membuat kreativitas kita menjadi terhambat.
Dengan mengikuti kompetisi yang diselenggarakan dalam PKN 2020 paling tidak kita bisa mencari hal-hal yang menarik untuk ditampilkan dengan sebaik-baiknya.
Kalaupun kita tidak mengikuti kompetisi, kita bisa tetap melihat bagaimana orang-orang yang ikut serta menerapkan ide-ide terbaik mereka. Hal ini tentu bisa menjadi penularan ide-ide kreatif untuk kita berkegiatan di rumah bersama anggota keluarga.Â
Selain daring, dalam PKN 2020 masyarakat bisa menyaksikan pameran lukisan Affandi dan Pameran Pusaka Diponegoro secara langsung di Galeri Nasional Indonesia dan Museum Nasional Indonesia.
Namun, kunjungan masyarakat dibatasi berdasarkan jumlah pengunjung per jam sebanyak 20-25 orang dan dilaksanakan sebanyak 5-6 sesi per harinya. Protokol kesehatan diterapkan pada setiap pengunjung, yaitu dengan penggunaan masker/faceshield dan menjaga jarak antar pengunjung.Â
Penerapan protokol kesehatan pada penyelenggaraan PKN 2020, selain mengikuti rekomendasi kementerian kesehatan dan badan kesehatan dunia, ternyata juga sejalan dengan paradigma kesehatan dalam budaya nusantara. Sejak dulu tradisi mencuci tangan, tolak bala, bersih desa sangat terkait dengan keselarasan dengan alam.
Dengan kebudayaan yang diterapkan secara paripurna, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kekayaan alam dengan penuh rasa hormat dan syukur. Kebudayaan-kebudayaan yang ramah lingkungan ini telah diperkenalkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita melalui penggunaan bahan-bahan alam dalam lukisan, kesenian, sarana transportasi dan tempat tinggal serta kuliner.Â