Walau di penjara, tidak membuatnya berhenti menulis. Pengalamannya selama di penjara membuahkan sebuah buku berjudul "Khotbah di Penjara". Â Sementara itu, tabloid yang ia besarkan juga kena imbasnya dengan dibredel dan menjadi kenangan. Meskipun muncul "adik"nya, yaitu Tabloid Citra, tapi sang adik tak seperkasa masa jaya kakakya.
Kini orang yang memang kuat di dunia literasi serta paham bagaimana beradaptasi dalam industri dan bisa menyesuaikan diri dengan pop culture, menerima keputusan Sang Pemberi Hidup untuk kembali kepadaNya. Setelah sebelumnya berjuang melawan kanker postrat, akhirnya ia menyerah juga untuk pulang ke rumah abadinya.
Selamat jalan, Mas Wendo....
(Surakarta, Jawa Tengah, 26 November 1948 -- Â Jakarta, 19 Juli 2019)