Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ...karena menulis adalah berbagi hidup...

Akun ini pengganti sementara dari akun lama di https://www.kompasiana.com/berajasenja# Kalau akun lama berhasil dibetulkan maka saya akan kembali ke akun lama tersebut

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Mini | Perempuan Lain di Kamar Bapak

5 Juli 2019   08:43 Diperbarui: 5 Juli 2019   08:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: https://www.suzanneschaper.com

"Aaaahhhh.... Uuuuuhhh....Aduh!! Oooww..." sudah berulangkali bapak mengeluarkan kalimat-kalimat itu. Di kamar itu. Berdua. Padahal kamar terang. Tapi, korden tertutup rapat. Tak ada celah mengintip sedikit pun. "Nah, itu... Itu enak.... Aaaahhh..."

"Nggih, Pak... Ini bagian paling enak. Bapak siap ya...," ada suara perempuan dari dalam. "Aaaaaaahhhh...," suara bapak makin melengking terdengar. Kami bertiga kian cemas. Herannya ibu tidak ada reaksi. Wajahnya datar, cenderung pasrah. Sesekali ia bahkan memalingkan muka, seolah tak peduli. Tarikan nafas berulang, hendak menandakan sesuatu yang mungkin sedang sangat bergejolak di hatinya. Tapi, kami juga nggak bisa apa-apa. Sebagai anak-anaknya, kami mau mencoba menurut apa kehendak orang tua terutama ibu. Meskipun itu berarti....

"Matur nuwun, Pak... Cepat sembuh, nggih..." Perempuan separuh baya dengan kebaya sederhana itu keluar dari kamar bapak. Ia menunduk hormat pada kami lalu ibu menyambutnya dan senyum lalu mempersilahkan ia duduk dulu. Dia Bu Tirah, tukang pijat yang membantu keseleo bapak yang tak kunjung sembuh dari sejak kemarin. (anj 19)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun