Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ...karena menulis adalah berbagi hidup...

Akun ini pengganti sementara dari akun lama di https://www.kompasiana.com/berajasenja# Kalau akun lama berhasil dibetulkan maka saya akan kembali ke akun lama tersebut

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Menyimak

3 Juli 2019   18:24 Diperbarui: 3 Juli 2019   18:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: https://1.bp.blogspot.com

Saat masih SD dulu, setiap satu minggu sekali, selama satu jam pelajaran, saya mendapatkan ilmu pelajaran yang judulnya adalah pelajaran menyimak.

Caranya mudah saja, kami cukup mendengarkan guru atau salah satu teman kami membacakan sebuah artikel atau menceritakan sesuatu. Dari hasil cerita yang dibacakan atau diceritakan itu, ada pertanyaanya yang cukup mendetail ditanyakan kepada kami semua.

Yang membuat kami harus mendengarkan dari awal dengan baik adalah terkadang bukan saja pertanyaan itu ditujukan ke anak-anak tertentu yang ditunjuk, tetapi kadang juga diminta untuk menceritakan kembali dengan versi masing-masing. Kalau tidak menyimak dengan baik, pastinya tugas ini akan menyiksa. Apalagi ujung-ujungnya ada nilai yang akan diberikan.

Saat palajaran sekali seminggu itu berlangsung, saya kecil selalu bertanya, ini pelajaran apa sih? Memang masuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi pelajaran itu membosankan. Saya tidak bisa mengarang puisi atau cerita atau bahkan mendapat pelajaran seperti mata pelajaran lainnya. Pelajaran yang membosankan.

Dan, pelajaran ini saya dapat dari kelas 1-4 SD. Lumayan lama, tak heran efeknya pun bisa terasa hingga sekarang.

Lain lagi ketika suatu hari saya pernah didatangi adik-adik mahasiswa menanyakan ini itu yang berhubungan dengan kegiatannya. Termasuk tentang cara membuat proposal dan siapa saja yang bertandantangan di dalamnya. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang mencatat.

Ketika mereka datang kembali kepada saya untuk meminta mengecek proposalnya, saya amat terkejut sebab proposal itu ternyata kreasi mereka sendiri. Bukan seperti yang pernah saya jelaskan. Ketika ditanya kenapa begitu, mereka hanya senyum-senyum nggak jelas.

Saya jadi bingung, mereka menyimak nggak sih ya dengan apa yang saya jelaskan? Lalu, waktu mereka bertanya dan mencatat, apa artinya?

Menyimak sendiri artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
1.  Simak : mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan
2.  Simak : meninjau (memeriksa, mempelajari dengan teliti)

Kalau dari arti pertama, yaitu mendengarkan, apakah menyimak beda dengan mendengarkan pada umumnya?

Pada intinya tidak, tapi seperti menurut seorang teman, menyimak itu lebih pada kondisi mendegarkan aktif. Seperti saat pelajaran SD dulu, meski awalnya mendengarkan, kita juga pada akhirnya diminta untuk terlibat aktif dengan menceritakan kembali atau paling tidak menjawab seperti apa yang sudah kita dengar sebelumnya.

Dalam cerita kedua,  saya merasa menyimak tidak hanya sebatas itu saja. Menyimak menurut saya adalah suatu kondisi dimana kita benar-benar memperhatikan siapa atau apa yang sedang diperbincangkan. 

Jika dalam sebuah obrolan kita menyimak dengan baik, bukan saja kita mendengarkan apa yang sedang diobrolkan dengan membuka lebar telinga, tetapi juga dengan segala perhatian dan hati. Sehingga ketika bahkan kita sambil bekerja pun, apa yang menjadi obrolan itu tetap diingat dengan baik.

Kalau budaya menyimak ini bisa dimulai dan dikembangkan lagi saat ini, rasanya yang namanya miskomunikasi yang sering menjadi kambing hitam, tidak perlu lagi menjadi alasan.

Mari budayakan menyimak. (anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun