Mereka harus bisa memanajemen semuanya secara baik dan benar. Informasi dapat disampaikan secara cepat dan tidak membosankan namun tetap dengan data-data yang aktual. Khususnya dalam menyampaikan berita terkait Covid-19 yang didukung dengan data kredibel dan terpercaya sehingga dapat membantu memahami bagaimana cara melindungi diri dari paparan virus Covid-19.
Strategi yang Dapat Dilakukan untuk Beradaptasi Dengan Pandemi
Lalu bagaimana agar seorang jurnalis bisa tetap bertahan dengan kondisi yang tidak pasti ini?
    Berbagai upaya telah media dan jurnalis lakukan untuk tetap menjadikan media sebagai alat utama dalam mengakses sebuah berita secara cepat dan akurat terutama di masa pandemi seperti ini.
    Ada beberapa strategi yang dapat diatasi untuk tetap mendapatkan sumber data akurat dan faktual di masa pandemi seperti ini. Seperti yang dipaparkan Isfan dalam uii.ac.id bahwa selama pandemi Covid-19, Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam peliputan pun mengalami beberapa perubahan.
    Perubahan bukan hanya dari teknis namun juga komposisi berita yang lebih mengutamakan kru wartawan. Irfan menyampaikan bahwa "Wartawan tidak diwajibkan untuk datang ke Kantor. Jatah penempatan juga dibuat lebih fleksibel dan teman wartawan bekerjasama dengan membagi beritanya tanpa kredit."
    Jika mengharuskan jurnalis atau wartawan melakukan liputan secara langsung ke lapangan, mereka akan dibekali dengan sejumlah peralatan protocol Kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin.
    Lalu strategi apa yang bisa dilakukan untuk menghindari isu hoaks dan disinformasi terkait peristiwa Pandemi Covid-19 ini?
    Proses verifikasi data memang menjadi jalan yang harus ditempuh para jurnalis untuk memperoleh data yang kredibel sehingga dapat menangkal berita-berita hoaks yang tersebar. Terlihat bahwa di masa pandemi seperti ini tingkat masyarakat menggunakan internet lebih tinggi 15,15% sehingga berita berita hoaks dapat diterima dengan cepat dan mudah oleh masyarakat luas.
    Namun jika melihat keadaan yang seperti sekarang ini, verifikasi yang dapat dilakukan oleh jurnalis tidak melulu harus terlibat secara kontak fisik. Verifikasi data dapat dilakukan secara daring seperti melalui telepon, Whatsapp dan berbagai platform lainnya.
Tidak hanya itu, selama situasi pandemi yang belum bisa dipastikan berakhirnya ini para jurnalis bisa mendapatkan berbagai data awal dari media sosial dan platform online. Dapat juga menggunakan berbagai cuitan yang terlontar oleh masyarakat umum sebagai bukti atau data pendukung untuk informasi yang akan diunggah.