Mohon tunggu...
Reni Tri Mardianti
Reni Tri Mardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Reni Tri Mardianti

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan Angkutan Umum di Masa Pandemi

25 April 2021   16:40 Diperbarui: 25 April 2021   17:15 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 yang melanda tanah air memaksa pemerintah melakukan perubahan memasuki adaptasi kehidupan baru. Pemerintah memperketat protokol kesehatan, terutama di kawasan terminal hingga tempat parkir kendaraan yang rawan akan penyebaran virus corona. Penerapan protokol transportasi kesehatan di seluruh terminal sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19. Seperti mewajibkan sopir serta calon penumpang menggunakan masker serta saling menjaga jarak, pengecekan suhu, kemudian imbauan cuci tangan.

Berbicara masalah pelayanan angkutan transportasi umum kita pasti pernah membaca sejarah atau informasi baik lewat media massa maupun buku bahwa tanggal 24 April diperingati sebagai Hari Angkutan Nasional. Peringatan sejarah Hari Angkutan Nasional selalu diperingati pada tanggal 24 April setiap tahunnya, namun tidak semua orang mengetahui adanya hari besar ini. Yang lebih dikenal justru Hari Perhubungan Nasional pada 17 September. 

Angkutan umum pertama sejak Republik ini berdiri adalah DAMRI. DAMRI, singkatan dari Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (EYD: Jawatan Angkutan Motor Republik Indonesia). Pada tahun 1946, DAMRI yang disingkat sebagai Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia dengan tugas utama menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bus, truck dan angkutan bermotor lainnya. Transformasi terus berjalan hingga pada 2019, DAMRI bertransformasi didukung dengan armada baru berteknologi tinggi, layanan fokus pada pelanggan dan inovasi bisnis.

Permasalahan Angkutan Umum

Pandemi covid-19  mengakibatkan dampak yang berpengaruh secara merata di berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak yang terasa, pada penurunan pergerakan moda transportasi. Hal ini dikarenakan pemerintah membuat suatu keputusan dengan adanya sistem sosial baru yaitu sosial distancing. Kebijakan tersebut, dibuat agar membatasi sebuah roda kehidupan dalam penyebaran wabah covid-19 yang begitu cepat. 

Masyarakat diimbau untuk menghentikan semua aktivitas publik dan membatasi keluar rumah, seperti sekolah, kuliah, kerja sekaligus ibadah semua dilakukan dari rumah serta membatasi akses pergerakan moda transportasi masyarakat ke luar kota dan sebaliknya. Hal ini, membuat tantangan baru bagi pelaku transportasi, terutama angkutan umum  pada masa pandemi covid-19. 

Jika tidak dapat melewati tantangan tersebut, pelaku transportasi tidak hanya kesulitan, namun akan gulung tikar. Tantangan lain disektor transportasi yakni menghadirkan transportasi yang berkeselamatan dan sehat. Melihat akibat yang ditimbulkan pandemi covid-19 terhadap sektor transportasi cukup besar. Penurunan pergerakan moda transportasi ini sebagian besar berakibat juga terhadap omzet, dimana akan berdampak pula ke dalam rantai perekonomian.

3 Aspek (sehat, bersih, humanis)

Kini terdapat tiga aspek baru di tengah pandemi covid-19 yaitu aspek sehat, bersih dan humanis. Sebelumnya dalam layanan transportasi sektor darat ada aspek aman, selamat, tertib dan lancar yang harus dijaga. Hal itu untuk menjamin kenyamanan pengguna transportasi darat agar saat naik angkutan darat tidak terpapar covid-19. Kebijakan itu di antaranya adalah menjaga jarak aman dengan pembatasan kapasitas angkut penumpang, penggunaan masker untuk pengguna dan juga pengemudi ataupun kru. Untuk angkutan darat jarak jauh, ada pengecekan suhu tubuh berkala di dalam kendaraan untuk mencegah penyebaran covid-19.

Tiga aspek tambahan ini, jadi tantangan tersendiri bagi transportasi darat. Sebab, hal itu harus membuat transportasi darat tetap aman dan juga mencegah penyebaran covid-19. Tiga aspek ini harus diterapkan, agar dapat terus mendukung mobilitas masyarakat. Transportasi masih dibutuhkan dan tidak dihentikan agar suatu perekonomian tetap berjalan. Dimana fokus melakukan pengendalian transportasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun