Mohon tunggu...
Reni Soengkunie
Reni Soengkunie Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Instagram/Twitter @Renisoengkunie Email: reni.soengkunie@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbedaan antara Psikolog, Psikologi, dan Psikologis

20 Desember 2022   07:14 Diperbarui: 20 Desember 2022   07:25 5868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar by pixabay 

Belakangan ini saya sering sekali nemu konten yang bunyinya diawali dengan ungkapan 'kata psikologi' atau 'menurut psikologi'. Contoh sederhananya mungkin kurang lebih kayak gini, "Menurut psikologi saat kita mimpi orang yang kita sayang, itu tandanya dia tengah merindukan kita". Anehnya, di kolom komentar itu sangat ramai sekali jamaah media sosial yang mengiyakan dan mengamini kalimat seperti itu seolah kata-kata itu memang berasa dari perkataan si 'psikologi'. Kadang saya mikir, psikologi itu siapa sih sebenarnya kok orang percaya banget sama kata-katanya? Seolah tiap orang mendengar kata psikologi itu semacam ungkapan seorang tokoh filsuf terkemuka yang setiap ucapannya mengandung kebenaran tentang diri manusia.

Setelah membaca buku-buku psikologi, saya belum pernah menemukan ungkapan-ungkapan seperti yang ramai di media sosial tersebut. Mungkin perlu kita pahami bahwa psikologi itu bukanlah orang, jadi agak aneh kalau kita menyebut 'kata psikologi'. Kalau tokoh psikologi itu masih masuk akal, itu pun harus spesifik karena tokoh di psikologi sendiri ada banyak. Contohnya Sigmund Freud dengan teori psikoanalisisnya, ada Bandura dengan teori behaviornya, ada Erik Erikson dengan teori identitas, lalu ada Alfred Adler, Karen Horney, Allport, dan lain-lain.

Psikologi sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses mentalnya. Mungkin ketimbang menggunakan 'kata psikologi', alangkah lebih tepatnya jika menggunakan 'dalam psikologi'. Itu pun juga harus jelas maknanya dan dari mana sumbernya, soalnya konten sekarang ini suka dikit-dikit membawa nama psikologi.

Selain berperan sebagai sebuah ilmu, psikologi ini juga merupakan jurusan atau fakultas di kampus. Di mana mahasiswa yang kuliah di jurusan psikologi ini, nantinya akan mendapat gelar sarjana psikologi atau S.Psi. Tak sedikit loh orang yang menyebut sarjana psikologi ini dengan sebutan psikolog atau ada juga orang yang bilang kuliah di jurusan psikolog.  Kalau orang awam mungkin saya maklum, tapi anehnya hal ini justru kadang sering datang dari para sarjana psikologi yang menyebut dirinya seorang psikolog. Meski syarat dasar jadi psikolog itu harus menyelesaikan S1 psikologi, tapi untuk jadi seorang psikolog nggak bisa semudah itu, Ferguso!

 Psikolog sendiri merupakan mereka yang setelah lulus S1 psikologi lantas meneruskan kuliah S2 psikologi profesi. Jika S1-nya psikologi dan S2-nya psikologi non profesi, itu tidak bisa disebut sebagai psikolog. Begitu juga dengan yang S1-nya ambil jurusan lain dan S2-nya ambil psikologi, itu juga bukan seorang psikolog. Itu pun ada proses panjang yang perlu diselesaikan untuk menjadi seorang psikolog. Makanya kalau ada sarjana psikologi yang mengaku-ngaku dirinya psikolog, ini kan lucu ya?

Psikolog di sini merupakan orangnya atau orang yang berprofesi sebagai psikolog. Kalau menyebut 'kata psikolog' ini baru tepat. Hal lain yang suka tertukar itu adalah psikolog dan psikiater. Meski dua-duanya mendalami bidang kejiwaan, tapi keduanya berasal dari aliran yang berbeda. Psikolog seperti yang saya katakan tadi, mereka berasal dari sarjana psikologi dan meneruskan S2nya psikologi profesi, sedangkan psikiater itu untuk S1-nya mengambil kedokteran lalu meneruskan ke spesialis kejiwaan.

Kalau memanggil psikiater dengan sebutan 'Dok' itu hal lumrah karena mereka memang seorang dokter. Tapi tak sedikit orang yang sering salah kaprah memanggil psikolog dengan sebutan 'Dok' juga. Mungkin kalau ketemu dengan psikolog bisa dipanggil dengan sebutan Pak, Bu, atau Kakak saja.

Hal terakhir yang sering bikin salah paham adalah perkara psikologis. Nah, psikologis ini merupakan kondisi atau proses mental seseorang. Mungkin kalau kita lebih familiar menggunakan kata psikis untuk kata ganti psikologis ini. Keduanya sama saja maknanya. Jadi jangan ada lagi yang bilang tentang faktor-faktor psikologi dalam diri manusia, Karena ada kata psikologis yang lebih tepat untuk kata gantinya.

Antara psikologi, psikolog, dan psikologis ini mungkin hampir-hampir mirip dan saling berkorelasi, hanya saja ketiganya memiliki makna yang berbeda. Psikologi ilmunya, psikolog orangnya, dan psikologis kondisi mentalnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun