Mohon tunggu...
Reni Soengkunie
Reni Soengkunie Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang baca buku. Tukang nonton film. Tukang review

Instagram/Twitter @Renisoengkunie Email: reni.soengkunie@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajak Segala Lapisan Masyarakat untuk Membasmi Berita Hoaks

20 Juli 2018   14:19 Diperbarui: 20 Juli 2018   15:02 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                                                                                               pict: poto pribadi

Bila saya menjadi Menag bagaimana jurus jitu saya untuk menangani Hoax?

Tentu hal ini bukan sebuah pekerjaan yang mudah, mengingat di negara kita ada beragam agama serta kepercayaan yang berbeda-beda. Adanya sebuah perbedaan inilah yang kadang dimanfaatkan beberapa oknum tidak bertanggung jawab untuk memecahbelahkan kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin selama berpuluh-puluh tahun bahkan sebelum negara ini merdeka.

Dengan perkembangan zaman modern dan ditunjang dengan teknologi yang semakin canggih, bukan hal mustahil menyebarkan berita hoax ke seluruh penjuru nusantara hanya dengan sekali tekan, hanya dalam hitungan detik saja. Berita hoax ini tidak bisa disepelekan dan dipandang sebelah mata sebagai masalah kecil. Apalagi isu yang sering dan rawan untuk diserang adalah berita tentang agama. Berbicara tentang agama tentu ini merupakan hal yang sensitif sekali bagi bagi para penganut agama yang merasa dirugikan dengan berita tersebut. Hal ini bisa memicu perseteruan hingga perpecahan antar agama.

Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum paham akan berita hoax ini. Sebagian orang banyak yang termakan dengan berita bohong yang belum jelas kebenarannya ini dan beberapa netizen juga kadang ikut-ikutan menghujat dan mengeluarkan komentar kasarnya untuk menyerang subyek yang ada dalam berita hoax itu. Mereka turut serta berujar kata-kata kebencian di dunia maya.

Kebanyakan orang biasanya cuma terpacu dengan judul yang dibuat dengan provokatif tanpa mau membaca terlebih dahulu isi artikel tersebut. Fatalnya tanpa memastikan kebenaran berita dan asal muasal berita tersebut, jemari-jemari para pengguna media sosial ini sangat latah untuk membagikan berita hoax tersebut. Secara tidak langsung mereka ikut serta dan menjadi bagian   penyebaran berita hoax.

Bila hal ini terus-terusan dibiarkan dan masyarakat diracuni dengan berita-berita bohong setiap harinya, bukan hal mustahil untuk memecahbelah kesatuan NKRI ini. Bahkan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang selalu digadang-gadangkan dari zaman dahulu, akan sirna juga dengan perseteruan antar suku, agama, ataupun ras gara-gara berita hoax ini.

Bila saya menjadi Menag, langkah pertama yang akan saya tempuh adalah dengan jalur penyuluhan. Hoax tidak bisa dibasmi hanya dengan mengandalkan pemerintah saja, semua lapisan masyarakat harus ikut serta dalam gerakan anti-hoax ini.  Sebagai menteri agama tentu saya akan menyerang segala aspek yang bersinggungan dengan sektor agama. Contohnya saja, saya akan mengajak para tokoh agama untuk membantu pencegahan berita hoax pada para jamaahnya di tempat-tempat peribadahan.

Masyarakat Indonesia ini sebenarnya kurang edukasi literasi digital, sehingga harus digalakan adanya kampanye publik secara merata. Kurangnya minat baca juga berpengaruh besar tentang termakannya berita hoax ini. Menurut data yang didapat, Indonesia menduduki urutan ke-61 sebagai negara dengan angka minat baca terendah di dunia. Tentu itu bukan sebuah prestasi yang membanggakan. Perlu tindaklanjut untuk menggalakan minat baca, sehingga masyarakat bisa menyaring informasi yang ada dengan bijak.  Pada akhirnya mereka akan bisa memilah-milah bacaan yang postif atau negatif dengan sendirinya.

Seperti yang saya bilang tadi, hal ini tidak bisa dilakukan sendirian. Semua pihak harus ikut andil dalam gerakan anti-hoax ini, tidak hanya melibatkan tokoh agama saja, tapi program kerja ini juga wajib menggandeng keluarga besar kementrian komunikasi dari atas hingga bawah, lalu bekerjasama dengan para penegak hukum, dan tak kalah penting kementrian pendidikan dan kebudayaan juga harus turut serta menyukseskan program ini dalam aspek pendidikan.

Berita hoax memang cukup menggelisahkan dan sulit untuk dibasmi, tapi bukan berarti berita hoax ini tak bisa kita atasi. Dengan adanya penyuluhan di segala aspek masyarakat, sudah semestinya para pengguna media sosial ini akan lebih berhati-hati dan bisa menyaring berita dengan lebih bijakasana lagi.

Adapun tips yang bisa dipelajari oleh masyarakat saat melihat berita hoax, meliputi tentang kehati-hatian saat membaca judul artikel yang bersifat provokatif, jangan mudah terpancing dengan judul tersebut. Baca terlebih dahulu isi artikel tersebut sebelum membaginya di media sosial. Cermati situs yang memuat berita tersebut. Lantas periksa fakta dan kebenaran artikel tersebut. Dan yang tak kalah penting cek dan pastikan keaslian foto tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun