Mohon tunggu...
Reni PutriNurhidayati
Reni PutriNurhidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberadaan Angling Dharma di Bojonegoro, Nyata atau Cerita Fiktif?

22 Januari 2022   22:06 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:08 9336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Seperti yang kita ketahui, kebudayaan Indonesia sangat beragam. Keragaman suku bangsa Indonesia, salah satunya adalah folklor Angling Dharma yang tersebar luas di Bojonegoro. Nama Angling Dharma sangat populer di kabupaten Bojonegoro hingga nama wilayah ini diberi julukan "Bojonegoro Bumi Angling Dharma". Terbukti dengan adanya gapura selamat datang yang berbunyi "Selamat datang di Bojonegoro Bumi Angling Dharma" dan nama tim kesebelasan sepak bola bernama Persibo yang dijuluki dengan Laskar Angling Dharma. Meskipun nama Angling Dharma sangat erat kaitannya dengan Bojonegoro, kebenaran kisah ini masih menjadi teka-teki. 

Jauh sebelum kisah Angling Dharma populer, kisah ini sudah dikenal luas pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit. Bojonegoro merupakan salah satu eks-wilayah kekuasaan Majapahit yang mana hal ini disebutkan dalam prasasti adan-adan 1301 M yang ditemukan di Desa Mayangrejo, Kecamatan Kalitidu. 

Prabu Angling Dharma merupakan raja sakti mandraguna dari kerajaan Malawapati. Dikisahkan dalam legenda bahwa Angling Dharma adalah putra dari Pramesti, cucu raja Jayabaya dari Kediri. Jika ditarik ke belakang, Angling Dharma merupakan keturunan dari Mahabharata. Silsilahnya dari Jayabaya ke kakeknya Gendrayana, cucu dari Yudayana dan cicit Parikesit. Parikesit anak dari Abimanyu dan cucu dari Arjuna. Dalam legenda sosok Angling Dharma digambarkan memiliki anugerah kesaktian Aji Gineng, kesaktian paham dengan bahasa binatang. Kisah ini menjadi pembuka dalam episode pertama sinetron berjudul Angling Dharma yang disutradarai oleh Imam Tantowi. Sinetron ini banyak diminati oleh masyarakat sehingga sinetron ini tayang di stasiun TV dari 2001- 2005. 

Dari Tradisi Lisan ke Tradisi Tulisan

 Di Jawa Timur, kisah Angling Dharma berawal dari mulut ke mulut dan menyebar secara turun-temurun. Dalam Serat Angling Dharma, karya sastra karya Sujadi Pratomo, menunjukkan bahwa Angling Dharma merupakan sosok yang rupawan, baik hati, dan ramah. Adapun serat ini mendeskripsikan kelas sosial dalam tokoh cerita serta deskripsi lingkungan sekitar. Serat lain, serat Anglingdarma Koleksi Sasana Pustaka Keraton Surakarta, serat Purusangkara, dan serat Pustakaraja, menjadi tambahan kajian dari kisah Angling Dharma. 

Dikutip dari Historia.id, menurut Dwi Cahyono, arkeolog Universitas Negeri Malang, kisah Angling Dharma sudah muncul memalui tradisi lisan sejak praMajapahit. Kemungkinan kisah ini mulai ditulis pada masa Majapahit dengan judul Ari Dharma, tetapi seiring dengan perkembangannya masyarakat lebih mengenalnya dengan Angling Dharma. Pada masa Hindhu-Budha, sastra lisan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Misalnya di Bali, kisah tokoh Angling Dharma terdapat dalam karya sasta Kidung Angling Dharma, sebuah puisi tradisional dari Bali. Mayarakat Bali lebih akrab menyebutnya dengan istilah "Sekar Media". Naskah asli Kidung ini berbentuk lontar yang ditulis menggunakan huruf Bali dan berbahasa Bali-Kawi. Selain itu, kisah Angling Dharma terkenal di daerah Bojonegoro tepatnya di desa Wotan Ngare, Kecamatan Kalitidu. Masyarakat Kalitidu percaya bahwa Angling Dharma hidup dan tinggal di wilayah tersebut.

 Petilasan Angling Dharma

Bagi masyarakat Bojonegoro, kisah Angling Dharma bukan hanya sebuah legenda. Mereka percaya tokoh ini nyata dan pernah menduduki wilayah ini di masa lalu. Situs Wotanngare di Bojonegoro dipercaya sebagai petilasan Angling Dharma. Masyarakat setempat menyakini bahwa situs ini adalah bekas Kerajaan Malawapati, kerajaan yang dikuasai oleh Angling Dharma. Secara administratif, Situs Wotanngare terletak di Pedukuhan Tawing, Desa Wotanngare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Kepercayaan masyarakat setempat ini membuat pemerintah Kabupaten Bojonegoro berinisiatif membangun pendapa dan gerbang pintu masuk di lokasi situs yang dianggap sebagai bekas kerajaan Malawapati.

  Penelitian Situs Wotanngere pernah dilakukan oleh beberapa pihak. Tim Penysuun Buku Sejarah Kabupaten Bojonegoro tahun 1988, menyebutkan dalam buku Sejarah Kabupaten Bojonegoro, Situs Wotanngare disebut sebagai sisa-sisa puing-puing Melawatan. Tradisi yang berkembang di masyarakat mengatakan bahwa sisa puing-puing adalah bekas keraton kerajaan Malawapati yang dipimpin Raja Angling Dharma. Penelitian lain, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Yogyakarta tahun 2009, menunjukkan hasil berupa informasi terkait cerita Angling Dharma dan lokasi-lokasi yang berkaitan dengan cerita tersebut. Hasil penelitian ini dibukukan dengan judul buku "Executive Summary- Penelusuran Jejak Petilasan Anglingdarma di Bojonegoro". Penelitian terbaru dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan data artefak di Situs Wotanngare, situs ini dulunya dipergunakan sebagai pemukiman yang sejaman dengan era Majapahit. 

Dari Penelitian-penelitian terkait Situs Wotanngere ditemukan fakta bahwa situs itu merupakan pemukiman di era Majapahit dengan bukti data artefaktual berupa tepian jambangan berhias dan mata uang kepeng bercorak masa Majapahit abad 14-15 M. Namun, penelitian- penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya itu belum dapat menjawab siapakah Angling Dharma yang dianggap tokoh legendaris dan heroik masyarakat Bojonegoro? Apakah dia adalah sosok historis atau legenda semata? 

Angling Dharma dalam Relief Candi Jago

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun