Mohon tunggu...
Reni P
Reni P Mohon Tunggu... Buruh - Saintis yang lagi belajar nulis

Seneng guyon Visit renipeb.medium.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Gak Perlu Bubar

16 Juli 2019   22:02 Diperbarui: 17 Juli 2019   08:09 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribun Pontianak

Bagi masyarakat Indonesia, bola sudah seperti kudapan sehari-hari yang tidak boleh tertinggal sejumput pun beritanya. Dari liga regional sampai ke ranah global, permainannya tak akan pernah sepi dari penonton yang telah menunggu pagelarannya. 

Penonton yang cuman modal antena tv sampai yang rela datang ke tribun berduyun-duyun dengan suporter lain selalu memecah tenang apalagi bila gol sudah menjebol gawang lawan.

Euforia perhelatan olahraga ini tentu tak selalu mulus tanpa masalah. Khususnya di Indonesia, dari bumbu politik di balik singgasana PSSI sampai tabiat suporter rusuh yang hobi menyalakan petasan, tawuran, bunuh-bunuhan, adek-kakaan di antara para pendukungnya, tak pelak menimbulkan keheranan dan pertanyaan bagi sekolompok orang yang tak menyukai bola, "Lha. Kan ini cuman permainan. Biar tidak ribut belikan sajalah masing-masing satu bola untuk satu orang!"

Hadeeeh.. Tidak semudah itu Jubaedah~

Baiklah, bagi yang merasa tidak menyukai bola, tolong simak sejenak. Saya mengerti anda semua tidak terlalu menaruh minat dalam bola sama seperti saya. Dan apalagi, bagi yang kepalang muak dengan huru-hara kulit bundar ini, saya mohon jangan sampai hati anda ingin membubarkan PSSI atau berniat menggugatnya ke Mahkamah Konstitusi.

Karena sejatinya sepak bola di Indonesia bukan cuman sekedar tendang-sundul-tendang-sundul gol! *kemudian mengatakan 13 kata terlarang versi Spongebob dan Rezim Orde Baru*. 

Ada sesuatu yang masif, terstruktur, dan sistematis yang akan hancur kalau sepak bola ini digugat untuk dilarang diselenggarakan lagi. Apa saja sih itu? Yaudah, inilah jadinya kalau sepak bola Indonesia gulung lapak.

Perekonomian di sektor bola ambyar.

Dari tiap kebutuhan, selalu saja ada permintaan. Dari permintaan, otak para pebisnis pun menemukan pesonanya. Termasuk dalam sektor olahraga nendang yang satu ini. 

Coba bayangkan bukan hanya para pemainnya yang harus gantung sepatu, tapi berapa banyak tukang jersey, tukang sepatu, tukang koskaki, tukang bikin kartu kuning-merah yang harus gulung tikar kalau sepak bola Indonesia dimusnahkan. 

Gak! Gak sampe situ.

Kita uraikan saja, masih banyak profesi yang akan tersingkir seperti pelatih, manager sepak bola, wartawan, fotogafer, penulis, beserta seluruh redaksi yang rutin piket memberitakan info-info tentang bola, dirijen suporter, tukang ngelas rangka gawang, pemintal net gawang, tukang rumput gelora, tukang bikinin sepatu kw mirip pemain, tukang kaos sablon, tukang es teh-aqua-kopi-seduh, penyuplai handuk buat ngelapin keringat pemain. Dan masih banyak lagi yang belum kesebut loh iki. Ya, masa sih cuman karna kita gak minat sama bola, terus kita harus mematikan seluruh profesi ini? Betapa egosentrisnya perasaan klean ini.

Padahal kalau kamu gak suka bola, selain bersikap diam, kamu pun bisa melakukan hal yang bermanfaat, edukatif, tapi juga bisa menambah benefit. Apa kamu gak kepikiran gitu dagangin light stick di depan tribun? Tentu light stick yang kamu jual bisa dipakai pas yel-yel kebangsaan lagi dilantunkan. Coba bayangin getaran suasana kekhidmatannya, merindingnya masyaAllah banget deh.

Dan ini bukan hanya masalah cuan! Tapi ada idealisme dalam mendidik suporter. Pikirin deh gimana kalau kamu mampu menjual lightstick untuk seluruh tribun! 

Bukan hanya bisa buat nyicil KPR, tapi kamupun mampu mengubah kebiasaan mereka yang doyan rusuh nyalain kembang api, menjadi suporter yang lebih cute dan beradab. Apa gak bangga hal yang mungkin recehan begitu bikin kamu menjadi salah satu poros perdaban suporter sepakbola?

Promosi kecintaan daerah

Kecintaan daerah muncul dari entitas klub-klub bola yang basisnya ada di tiap daerah-daerah Indonesia itu sendiri. Hal ini pun kerap kali menimbulkan superioritas yang memang punya sisi asik dan juga sisi yang bikin ngeselin kalau diamati. Asyiknya, superioritas kedaerahan bikin sikap solidaritas dan kebanggaan daerah makin tinggi. 

Kalau lihat viking dari berbagai daerah Jawa Barat, muantep rek solidaritase iki. Sesama viking gak sedikit yg memberi pertolongan lainnya kepada sesama Bobotoh lainnya kalau Persib mau tanding. Hal yang paling umum mereka lakukan adalah ngasih tumpangan menuju gelora. Pokonya mah gemes deh sesuai falsafah Silih asah, asih, asuh.

Kan dari sikap persatuan seperti itu bisa muncul rasa kebanggaan akan daerahnya sendiri. Dari kebanggaan, akan menimbulkan sikap percaya diri, pantang mundur, wislah kandang-tandang, podo ae!

Perlu digarisbawahi, superioritas gak melulu soal arogansi yang sering memprakarsai tawuran yang gak penting. Banyak ko suporter-suporter yang dateng ke tribun sangat beradab, arif, dan bijaksana. Bernyanyi yel-yel iya, tapi kerukunan pun tidak dilupakan.

Justru kita bisa membudayakan agar suporter-suporter seperti ini bisa banyak dilibatkan untuk berperan aktif menularkan sikap-sikap terpelajar tersebut. 

Atau apakah kita perlu mengajukan kepada Official Fans Club bersama kemenpora untuk mengadakan penyuluhan dengan ajaran filsafat agar kelompok suporter yang lincah kurang karuan, bisa lebih damay dalam menyikapi masalah? 

Mungkin kalau kita boleh usul, OFC-OFC yang sering gontok-gontokkan, bisa saling memprakarasai stretching bersama yang dipandu guru yoga sebelum pertandingan dimulai. Karena kegiatan-kegiatan seperti ini bukan tidak mungkin bisa merelaksasi para pendukung yang keseringan baper. Bukankah dari sana akan tercipta tribun yang ramay nan damay~

Media figur moral bagi masyarakat

Dari sekian jenis olahraga, sepakbola adalah olahraga yang paling digandrungi berbagai umat. Dan kemudian kita ngeluh-ngeluh agar sepakbola dimusnahkan. Coba hayati, bila sepak bola musnah, bagaimana figur pemain ganteng nan atletis, pekerja keras, konsisten, dan disiplin akan didapatkan?

Dengan sepakbola, kita bisa menjadi bangsa yang pembelajar dan para pemain bisa merepresentasikan hal itu. Pemain bola kan tidak ujug-ujug pandai menggocek bola saat baru anget diadzanin sama bapaknya. 

Sebakat-bakatnya pemain, pasti ditunjang dengan latihan yang intens dan terukur. Dari pola makan yang dijaga, latihan fisik yang terjadwal secara disiplin, sportif  ketika menghadapi lawan yang menang di lapangan. Lelah dan perjuangan mereka sangat empiris untuk dicerna. 

Dari sanalah para pemain bola cukup mustajab menjadi media promosi moral-moral konstruktif untuk ditularkan kepada masyarakat dan anak-anak kita. Yah, atuh pait-paitnya mah, ekonomi boleh ambyar, tapi moral kita jangan.

Sehingga, jangan ada pikiran-pikiran kita yang ingin memusnahkan sepakbola demi kedamayan hidup yang sementara. Karena sepakbola lagi-lagi bukan pagelaran di atas rumput hijau, jauh di balik itu ada gurita sistem yang menyimpan harga diri bangsa.

Yah meskipun bagi segelintir orang sepakbola dijadikan tempat nyari mana yang ganteng, mana yang enggak~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun