Mungkin kalau kita boleh usul, OFC-OFC yang sering gontok-gontokkan, bisa saling memprakarasai stretching bersama yang dipandu guru yoga sebelum pertandingan dimulai. Karena kegiatan-kegiatan seperti ini bukan tidak mungkin bisa merelaksasi para pendukung yang keseringan baper. Bukankah dari sana akan tercipta tribun yang ramay nan damay~
Media figur moral bagi masyarakat
Dari sekian jenis olahraga, sepakbola adalah olahraga yang paling digandrungi berbagai umat. Dan kemudian kita ngeluh-ngeluh agar sepakbola dimusnahkan. Coba hayati, bila sepak bola musnah, bagaimana figur pemain ganteng nan atletis, pekerja keras, konsisten, dan disiplin akan didapatkan?
Dengan sepakbola, kita bisa menjadi bangsa yang pembelajar dan para pemain bisa merepresentasikan hal itu. Pemain bola kan tidak ujug-ujug pandai menggocek bola saat baru anget diadzanin sama bapaknya.Â
Sebakat-bakatnya pemain, pasti ditunjang dengan latihan yang intens dan terukur. Dari pola makan yang dijaga, latihan fisik yang terjadwal secara disiplin, sportif  ketika menghadapi lawan yang menang di lapangan. Lelah dan perjuangan mereka sangat empiris untuk dicerna.Â
Dari sanalah para pemain bola cukup mustajab menjadi media promosi moral-moral konstruktif untuk ditularkan kepada masyarakat dan anak-anak kita. Yah, atuh pait-paitnya mah, ekonomi boleh ambyar, tapi moral kita jangan.
Sehingga, jangan ada pikiran-pikiran kita yang ingin memusnahkan sepakbola demi kedamayan hidup yang sementara. Karena sepakbola lagi-lagi bukan pagelaran di atas rumput hijau, jauh di balik itu ada gurita sistem yang menyimpan harga diri bangsa.
Yah meskipun bagi segelintir orang sepakbola dijadikan tempat nyari mana yang ganteng, mana yang enggak~