Mohon tunggu...
Reni Nur Silawati
Reni Nur Silawati Mohon Tunggu... Editor - Welcome to Rens Blog.Kompasiana | Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Masih dalam tahap belajar dalam menulis sebuah artikel yang bermanfaat, menarik, serta menghibur. Mohon dukungan anda dengan cara like, comment, and share artikel-artikel saya ya. Sebelum menyalin ada baiknya izin atau cantumkan link blog saya di dalam sumber internet anda. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cikal Bakal Pembentukan Pembela Tanah Air (PETA) Ternyata Berada di Tangerang

8 Desember 2019   12:35 Diperbarui: 8 Desember 2019   13:22 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usul Gatot tersebut ternyata mendapat tanggapan positif dari Panglima Pasukan Kekaisaran Jepang XVI di Jawa, Letjen Harada. Itu terjadi pada awal tahun 1943. Kemudian Letjen Harada setuju dengan usul Gatot karena tentara sukarela pribumi tersebut nantinya akan digunakan sebagai tameng terdepan tentara Jepang, saat nanti pasukan sekutu masuk Jawa.

Dengan kekalahan tentara Jepang terhadap sekutu, Pusat Latihan Pemuda (Seinen Dojo) di Tangerang tidak ada manfaatnya lagi untuk diteruskan. Tetapi Kepala Pusat Latihan Pemuda Tangerang Kapten Maruzaki tetap keberatan  jika Seinen Dojo Tangerang dibubarkan. Karena alasannya tetap sama yaitu berbahaya bagi kepentingan Jepang. Setelah masalah ini dibahas lebih dalam, apalagi ada usulan dari Gatot Mangkoepraja, bahwa pihak Jepang diminta mendidik pemuda-pemuda pribumi untuk dijadikan pasukan sukarela Pembela Tanah Air (Peta), maka pada akhirnya Pendidikan di Asrama Tangerang tidak dibubarkan, akan tetapi para siswa yang sudah menguasai ilmu kemiliteran akan dimanfaatkan sebagai asisten instrukur dalam rangka pembentukan Peta.

Di pihak Indonesia, Peta akan dibangun terus untuk dijadikan cikal-bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang konvensional dan professional. Lalu  para siswa di Pusat Pelatihan Pemuda atau Seinen Dojo Tangerang dibagi  kedalam dua grup. Terdiri dari 25 orang satu grupnya. Satu grup dikirim ke Magelang, dan satu grup yang lainnya lagi dikirim ke Cimahi.

Tugas para siswa Seinen Dojo Tangerang di Magelang dan Cimahi adalah mendidik para calon Budancho, atau setingkat Komandan Peleton atau Komandan Regu. Grup Magelang terdapat nama Zoelkifli Loebis dan Amir Sjamsoedin sebagai asisten instruktur..

Para siswa Seinen Dojo yang menjadi asisten instruktur, disebut Seosei. Asisten instruktur adalah pemuda yang harus sudah menguasai ilmu kemiliteran dan bahasa Jepang, walaupun hanya sedekar tahu atau "pas-pasan". Dan posisi tersebut sudah bisa diisi oleh para siswa Seinen Dojo Tangerang. Kemudian setelah 3 bulan menjadi asisten instruktur, para siswa Seinen Dojo Tangerang, baik yang bertugas di Magelang maupun yang bertugas di Cimahi, ditarik kembali ke Asrama Tangerang. Program pendidikan lain, di tempat lain, untuk keperluan lain, sedang dipersiapkan oleh pimpinan militer Jepang.

Seinen Dojo Tangerang ini diperkirakan terletak di Jalan Daan Mogot, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang atau tepat di lokasi Lembaga Permasyarakatan Anak Pria Tangerang sekarang ini. Berdasarkan  kutipan dari laman situs budaya.id yaitu Lembaga Permasyarakatan Anak Pria Tangerang didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1928 kemudian  diserahkan pada Pemerintahan Jepang di tahun1942 dan beralih fungsi menjadi rumah tahanan perang bagi anak-anak dan wanita Belanda yang akan dipulangkan ke negara Belanda. Ditahun yang sama pula  Lembaga Permasyarakatan Anak Pria Tangerang pernah digunakan sebagai Sekolah Akademik Militer yang terkenal salah satu pahlawannya yaitu Daan Mogot.

KESIMPULAN 

Tangerang sebagai sebuah kota yang berada dipinggir Ibukota Jakarta telah ada  sejak masa pendudukan Jepang ternyata mempunyai jejak sejarah militer yang sangat berpengaruh pada kemiliteran Indonesia hingga saat ini. Dapat diketahui bahwa pada Januari 1943  Jepang membuat pendidikan militer untuk anak-anak Indonesia yang disebut Pusat Latihan Pemuda atau Seinen Dojo di Kota Tangerang.

Di sinilah sejumlah anak muda Indonesia seperti Supriyadi (yang kemudian memimpin pemberontakan di Blitar), Daan Mogot, Kemal Idris, Amir Machmud dididik. Seinen Dojo di Tangerang menjadi cikal bakal terbentuknya PETA (Pembela Tanah Air). Tentara PETA berkembang menjadi bagian dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), kemudian Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya menjadi  Tentara Nasional Indonesia (TNI).

DAFTAR PUSTAKA

Marwati, Djoenoed dan Nugroho Notosusanto.1993. Sejarah Nasional Indonesia jilid IV. Jakarta: Balai Pustaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun