Mohon tunggu...
Reni Dwi Lestari
Reni Dwi Lestari Mohon Tunggu... -

MULIALAH BERSAMA TULISANMU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Mengelola Perbedaan Pendapat

17 Maret 2019   00:08 Diperbarui: 17 Maret 2019   00:37 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam ruang lingkup pendidikan, sosial, ekonomi, terlebih politik, semuanya pasti akrab dengan adanya berbagai pendapat. Banyaknya persoalan yang terjadi di masing-masing bidang, menjadi pemicu banyaknya pula pendapat yang bermunculan. Hal tersebut memiliki dampak positif maupun negatif, bergantung pada etika masing-masing individu, apakah ia mampu berlapang dada dan menerima apabila pendapatnya ditolak, atau justru ia akan melakukan segala cara agar pendapatnya diterima?

Banyak bermunculan terjadi baik dilihat secara langsung, maupun hanya berita yang berserakan di kolom google mengenai dampak-dampak yang diakibatkan dari sebuah pendapat. Pendapat yang tertulis maupun tidak tertulis akan mempengaruhi orang lain, baik secara pemikiran, tingkah laku, atau cara pandang terhadap sesuatu.

Terdapat 3 jenis seseorang dalam mengemukakan pendapat:

1. Ia mengetahui persoalan, memahami bagaimana cara menyelesaikan, sehingga menimbulkan pendapat yang sejalan.

2. Ia mengetahui persoalan, namun tidak memahami bagaimana cara menyelesaikan, sehingga menimbulkan pendapat yang kurang pasti.

3. Ia tidak mengetahui persoalan, tidak memahami bagaimana cara menyelesaikan, sehingga menimbulkan pendapat yang bertentangan.

Tidak sedikit seseorang dalam mengemukakan pendapat yang terdapat dalam poin 2 dan 3. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya berita-berita hoax yang bermunculan baik melalui media massa, media elektronik, maupun secara langsung yang bermunculan di masyarakat atau akrab disapa sebagai gosip.

Dalam mengemukakan pendapat, ada beberapa proses yang harus dilalui untuk seseorang, yaitu:

1. Mengenali Persoalan

Tahapan ini wajib dilakukan oleh orang sebelum mengemukakan pendapatnya. Persoalan yang terjadi harus benar-benar dikenali, diketahui, dan dipahami.

Contoh: Terdapat 2 siswi di kelas A yang mendapat nilai di bawah rata-rata, sehingga ia menjadi malu untuk bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun