Mohon tunggu...
Reni DwiAnggraini
Reni DwiAnggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan Jurnalis Mahasiswa

Hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang masih suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kilas Balik Sejarah Tukar Kado Dan Sepucuk Surat Pengantar Hasrat

24 Desember 2020   21:53 Diperbarui: 24 Desember 2020   22:12 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: rumah.com

Si Idul Fitri punya Ketupat, Opor ayam, Kue Lebaran, dan seluruh jajarannya, begitu juga dengan si Natal,  ia punya Pohon Natal, Santa Clause, Kado Natal dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua perayaan memiliki tradisinya masing-masing, jadi ketika ada yang sedang merayakan natal kita juga harus menghargainya, begitu pula sebaliknya. Dipenghujung tahun seperti sekarang ini insta story di Instagramku penuh dengan momen-momen perayaan Natal dari teman-teman. Banyak sekali yang memposting kado yang baru saja mereka dapatkan, ada juga yang memposting kado yang akan segera dikirimkan. Melihatnya saja sudah membuatku ikut berbahagia. Maafkan ya teman-teman, hanya ucapan selamat yang bisa aku berikan. Efek pandemi dompet layaknya rumah angker, sepi tak berpenghuni bos!

Berbicara soal Kado Natal aku jadi kepo, sebenarnya siapa sih yang punya ide untuk memberi kado saat Perayaan Natal? Usut punya usut ternyata salah satu  cerita populer tentang asal mula tradisi saling memberi kado sudah ada sejak jaman Romawi loh. Dilansir dari idntimes.com (12/2019). Sejarah tukar kado Natal berakar pada kisah para Majus atau dikenal juga sebagai Wise Man. Para Majus melakukan perjalanan untuk menemui Yesus yang baru lahir di Betlehem di tanah Yudea saat raja Herodes berkuasa. Menurut tradisi, para Majus diyakini berasal dari timur tepatnya Persia. Mereka melakukan perjalanan dari timur dengan mengikuti sebuah bintang yang dikenal sebagai bintang Natal. 

Perjalanan mereka bertujuan untuk menyembah Yesus yang baru saja lahir ke dunia. Setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh risiko para Majus akhirnya dapat bertemu dengan Yesus. Sebagai bentuk persembahan mereka pada Yesus ada tiga hadiah yang diberikan yakni emas, kemenyan dan mur. Ketiga persembahan ini punya makna masing-masing. Emas disimbolkan sebagai sebuah kekayaan atau kekuasaan. Dalam konteks ini para Majus memberikan emas karena diyakini bayi Yesus kelak akan menjadi raja Agung. Kemenyan diasosiasikan sebagai salah satu elemen penting dalam penyembahan. Benda ini menyiratkan bahwa suatu hari nanti Yesus akan menjadi imam Agung dan disembah oleh umat. Sementara itu, mur merupakan damar wangi yang ada dalam upacara pemakaman . Benda yang diberikan para Majus saat bersua dengan bayi Yesus diyakini bermakna bahwa kelak Yesus akan mati dan menebus dosa umatNya yang terkasih.

Kisah para Majus bertemu Yesus yang baru lahir di Betlehem memang jadi awal mula tradisi memberikan hadiah saat natal bermula. Namun, jauh sebelum peristiwa itu tradisi tukar kado sudah ada saat kerajaan Romawi lho.
Tradisi tukar kado pada orang Romawi dikenal dengan nama Saturnalia. Nama upacara ini diambil dari nama Dewa Saturnus. Orang Romawi ketika itu meyakini bahwa Dewa Saturnus membawa kemakmuran bagi mereka yang tinggal di semenanjung Italia. Dewa Saturnus inilah yang dipercaya mengajari orang Romawi cara bercocok tanam.
Dalam perayaan Saturnalia, rakyat Romawi saling bertukar kado satu sama lain. Diyakini dengan bertukar hadiah pada perayaan yang dikenal pula sebagai hari raya 'perpindahan musim' ini mereka akan mendapatkan kebaikan dan kemakmuran di tahun yang akan datang. Pemberian hadiah ini dilakukan di akhir rangkaian perayaan Saturnalia yang diberi nama Sigillaria.

Ada hal unik dalam perayaan Saturnalia yakni pemutarbalikan sementara status sosial yang melekat ketika itu. Para budak yang kedudukannya dibawah, pada perayaan itu berada setara seperti yang lain. Mereka dipersilahkan menikmati jamuan dan berpakaian bagus. Perayaan Saturnalia sedikit banyak membawa pengaruh pada perayaan Natal serta Tahun Baru. Pemberian hadiah dalam perayaan Saturnalia menjadi cikal bakal tradisi tukar kado saat Natal. Terlebih pada masa awal kekristenan di Romawi masih banyak umat kristiani yang memberi hadiah kala perayaan Saturnalia. Meski tradisi ini sempat meredup pasca ditetapkannya 25 Desember sebagai Natal pada abad keempat, namun tradisi tukar kado masih berlangsung saat tahun baru yang akhrinya kembali membangkitkan tradisi itu hingga kini.

Tradisi saling tukar kado ketika natal ternyata sudah ada sejak lama, namun kebahagiaan saat memberi atau menerima hadiah tidak pernah lapuk termakan usia. Apapun yang akan kamu berikan pasti membawa kebahagiaan bagi si penerima. Karena aku yakin kamu lebih tahu apa yang saat ini sedang dibutuhkan orang tersayang. Jadi, apakah kamu sudah menyiapkan kado istimewa untuk orang-orang tercinta? Kira-kira kado apa ya yang cocok? sebagai penutup dipenghujung tahun dan pembuka awal tahun. Aku punya rekomendasi yang menarik buat kalian penyandang gelar generasi milenial, khususnya para kaum lelaki. Kado barang-barang branded hingga yang paling mewah sekalipun masih kalah dengan yang satu ini. Disinilah keberanian dan keseriusan kalian akan diuji. Datang ke rumah calon mertua, membawa bingkisan martabak manis dan sepucuk surat pengantar menikah dari kelurahan. Sembari makan martabak kamu menyampaikan keseriusan untuk menikahi putri calon mertuamu. Apapun hasilnya semoga semanis martabak yang kamu makan ya, selamat mencoba.. Merry Christmast And Happy New Year bagi yang merayakan...Selamat berjuang juga untuk para pejuang kompetensi Petasan 2020, khususnya Petasan 2020 Hari 3, Semangat terus ya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun