Mohon tunggu...
Reni DwiAnggraini
Reni DwiAnggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan Jurnalis Mahasiswa

Hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang masih suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ironi Tani Masa Kini Vs Harapan Jadi Lumbung Pangan Dunia 2045

12 Agustus 2020   21:15 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:43 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lahan sawah (dok. Kementan via KOMPAS.com)

Sebenarnya Indonesia sah-sah saja punya keinginan jadi lumbung pangan dunia. Tetapi sebelum itu selesaikan dulu hambatan-hambatan yang menghentikan langkah para petani yang masih berjuang meski tahu bahwa nasib petani jauh dari kata sejahtera. Tantangan pertanian di Indonesia semakin berat. 

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian harus berupaya lebih untuk bisa menarik minat generasi millenial terjun di sektor pertanian.

Generasi Millenial adalah generasi yang tidak bisa lepas dari teknologi digital, dan mereka terbiasa dengan kepraktisan dari segala segi kehidupan. Generasi ini lebih memilih sektor yang menjanjikan dari sisi upah dan kelayakan kerja. 

Oleh karena itu menjadi keniscayaan bahwa untuk menarik generasi millenial terjun ke pertanian perlu konsep pertanian digital (digital farming), yaitu mengelola sektor pertanian berbasis bantuan digital agroteknologi. Era digitalisasi ini akan turut mengubah pola kegiatan pertanian, hingga pada pola distribusi atau pemasaran hasil.

Sektor pertanian di Indonesia butuh implementasi teknologi 4.0 untuk bisa menjadi terobosan baru. Era Revolusi Industri 4.0 dicirikan dengan operasionalisasi sistem usaha pertanian berbasis Artificial Intelegence (AI), Internet of Things (IoT), serta Cyber Physical Systems (CPS). 

Implementasi teknologi 4.0 di sektor pertanian sangat bermanfaat bagi konsumen dan petani untuk mendekatkan distribusi serta memotong rantai pasok yang panjang. Hal itu dapat meminimalisasi terjadinya permainan harga di antara para tengkulak atau pengepul.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa maju melalui modernisasi pertanian menuju industri 4.0 perlu insentif dan dukungan politik lewat regulasi dan aturan dari penguasa.

Apa ada yang pernah dengar aplikasi informasi Kalender Tanam (KATAM)? Aku sendiri yang asli anak petani baru tahu setelah keresahan yang kualami sekitar dunia pertanian kutuangkan dalam sebuah tulisan. Aku jadi sering membaca artikel atau jurnal-jurnal seputar pertanian. 

Aplikasi berbasis android ini bisa memudahkan para petani untuk mengetahui kapan waktu tanam yang tepat waktu, rekomendasi pupuk, dan penggunaan varietas.

Ada pula aplikasi SIMOTANDI (sistem informasi monitoring tanaman padi) yang menggunakan citra satelit beresolusi tinggi untuk bisa membaca standing crop tanaman padi, Smart Farming berbasis android, ada juga Autonomous Tractor. 

Kemudian dari IPB ada PreciPalm (Precision Agricluture Platform for Oil Palm), sebuah aplikasi yang ditopang oleh satelit Sentinel 2, datanya diolah menggunakan Decision Support System Fertilizer (DSSF) yang akan memberikan rekomendasi pemupukan kelapa sawit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun