Mohon tunggu...
Rendy Fitria Reza
Rendy Fitria Reza Mohon Tunggu... Lainnya - REALITA

Mahasiswa itu akal dan hati Dari masyarakat - Bung hatta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revolusi Digital, Dunia Tidak Lagi Punya Batas

27 Januari 2021   13:03 Diperbarui: 27 Januari 2021   13:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Revolusi digital yang terjadi beberapa dekade belakangan ini membuat dunia tidak lagi punya batas. Buktinya, apa yang terjadi di belahan dunia jauh di sana, dengan cepat dapat ketahui orang.Misalnya, apa yang terjadi di Amerika Serikat atau di Eropa, kejadian itu tanpa batas waktu bisa diketahui orang atau masyarakat yang jauh dari peristiwa itu terjadi. Contohnya, bagaimana masyarakat Indonesia dapat menyaksikan pelantikan Presiden Amerika Serikat ke-64, Joe Biden 20 Januari lalu hanya dengan gedget atau android.Demikian pula halnya dengan, apa yang terjadi di Indonesia, orang di luar negeri dapat pula mengetahuinya. Lihat saja, bagaimana Habib Rizieq Shihab di tahan pihak kepolisian. Orang-orang di Eropa dapat menyaksikannya baik itu melalui berita maupun layar kaca, youtube dan sebagainya.Ya, memang beberapa dekade belakangan ini dunia sudah tanpa batas. Orang dengan cepat dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia hanya dengan mengandalkan media sosial.

Pada era seperti sekarang, orang tidak perlu lagi harus membaca media cetak seperti koran atau majalah untuk mengetahui sesuatu peristiwa. Bahkan, belakangan media konvensional seperti koran atau surat kabar dan majalah tidak lagi satu-satunya alat buat orang untuk mendapatkan berita.Lihat saja belakangan ini, pesatnya perkembangan media sosial yang membuat dunia sepertinya tanpa jarak seperti masa-masa lalu. Sudah banyak media konvensional yang harus tutup karena kalah bersaing dengan media sosial seperti youtube, blog dan sebagainya.Kita bisa lihat orang-orang di atas bus atau angkutan umum. Mereka disbukan dengan getget, handphone atau semacamnya. Tidak ada lagi  kita lihat orang membaca koran atau surat kabar maupun majalah. Mereka sibuk sendiri-sendiri dengan getget yang ada di tangannya.Menurut data, sudah lebih 75 persen masyarakat tertutama di perkotaan didampingi alat-alat komnukasi canggih ini. Di tengah wabah virus Corona (Covid-19) yang melanda dunia, termasuk Indonesia, sebagian besar orang bekerja dari rumah dengan memanfaatkan teknologi digital.Demiian pula halnya dengan pelajar dan mahasiswa. Selama ada larangan tidak boleh berkumpul untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mereka belajar dari rumah melalui visual. Sudah hampir setahun, pelajar dan mahasiswa belajar dari jarak jauh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun