Mohon tunggu...
Rendi Septian
Rendi Septian Mohon Tunggu... Guru - Founder Bimbel The Simbi

Seorang pengajar yang ingin berbagi ilmu, kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muhammad dan Maria, Dua Nama Suci yang Ternodai

25 Juni 2022   20:19 Diperbarui: 25 Juni 2022   21:12 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muhammad dan Maria, dua nama yang akan senantiasa dianggap suci oleh dua pemeluk agama terbesar dunia, Islam dan Nasrani. Nama Muhammad, sebelum peristiwa kelahiran sang Nabi tidak begitu populer di kalangan bangsa Arab. Adapun Maria, namanya sudah sangat masyhur di kalangan umat Nasrani sebagai perempuan suci. 

Dalam perspektif kekinian, dua nama tersebut menjadi simbol yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan beragama. Jika ada yang menggunakan nama  Muhammad ataupun Maria, sudah dapat dipastikan nama tersebut menyiratkan keluhuran budi pekerti sang Nabi dan kesucian sang Ibunda Al Masih. Karena hal itulah sejak dahulu nama tersebut menjadi populer. 

Tidak dapat kita pungkiri bahwa dua nama tersebut merupakan simbol penentangan terhadap kultur jahiliah pada zaman nya masing-masing. Bagaimana kisah mereka dalam menghadapi berbagai pertentangan kaumnya, baik yang terkisah dalam Al Qur'an maupun Bibble. Muhammad tidak pernah sekalipun terkisahkan menyentuh arak. Padahal waktu itu arak menjadi  minuman yang biasa diminum oleh kaumnya. Meminum arak adalah tradisi yang berkembang jauh sebelum kelahiran sang Nabi. 

Tidak jauh berbeda dengan kisah Muhammad, Maria menjadi simbol perempuan suci. Ia senantiasa berdiam diri dalam mihrab untuk beribadah. Tidak pernah berinteraksi dengan lelaki lain selain Nabi Zakaria as. Jangankan meminum miras, hidangan yang tersaji dalam mihrab nya adalah hidangan yang langsung Tuhan turunkan dari langit. 

Bagaimana dengan umat Nasrani ? 

Seperti yang tertulis dalam suatu artikel yang berjudul minuman keras dan kekristenan yang diterbitkan oleh kompasiana, terdapat larangan untuk meminum anggur yang memabukkan dan minuman keras. Baik yang ditujukan pada para imam (Im. 10:9), para nazir (Bil. 6:2-3; Hak. 13:4-5, 7, 14), para raja (Ams. 31:4) maupun orang biasa (Ams. 20:1; Yes. 5:11, 22). Karena tidak ada kebaikan dari minuman yang memabukkan. Baik itu dari jenis  ataupun kadar minuman nya. Yang ada, miras mengkatalisasi berbagai tindak kejahatan. Dengannya otak dibuat jungkir balik. Akal pikiran dipaksa lumpuh dan nafsu diberi ruang. Akan tetapi seiring berjalan nya waktu dan turunnya wahyu, dalam beberapa tahap akhirnya tetaplah hukumnya, haram bagi umat Islam.

Rasa-rasanya tidak ada perbedaan yang signifikan antara Umat Islam dan Nasrani dalam hal pengharaman miras. Lalu mengapa ada teknik marketing yang sontoloyo? Meskipun siapa saja bisa menamai anaknya dengan nama Muhammad dan Maria, akan tetapi dua nama ini sungguh sangat tidak layak disandingkan dengan sesuatu yang haram (terlarang keras). 

Apakah setiap yang bernama Muhammad pasti orang beriman ? Belum tentu. Nama Muhammad bukan saja dipakai untuk umat Islam, bahkan di luar Islam pun banyak yang memakai nama Muhammad. Seperti nama Muhammad menjadi sangat populer di negeri ratu Elizabeth. Bukan karena populasi umat Islam di Inggris itu mayoritas akan tetapi warga di sana sudah sangat familiar dengan nama Muhammad. 

Namun jangan juga disalahkan andai ada pelaku tindak kejahatan ataupun kriminal yang bernama Muhammad. Bukan salah nama yang tersemat, dan berakhir melabeli Islam sebagai suatu 'jalan yang salah', akan tetapi makna arti Muhammad sebagai seorang yang berperilaku baik tidak terwujud dalam diri dan kehidupan orang tersebut. 

Sebagai seorang yang termaktub namanya dalam Kitab terdahulu maupun yang ada pada saat ini, Muhammad atau Ahmad yang dimaksud adalah sang Nabi terakhir anak dari Abdullah dari Bani Hasyim suku Quraish. Tidak akan lagi ada Muhammad lain yang mengemban kenabian. Pun dengan Maria, yang dalam Al Qur'an menjadi nama Surat, Maryam (19) adalah Maria yang itu. Sebagai ibu dari Al Masih. Kesucian nama mereka, keluhuran akhlak mereka senantiasa terjaga hingga akhir dunia. Dengan hanya contoh kecil saja, meski tidak secara terbuka menyerang Sang Nabi dan Ibunda Al Masih, dengan satu asumsi yang bernama Muhammad dan Maria bisa siapa saja, tetaplah tidak bisa mengelak mana kala nama keduanya ada dalam daftar penerima gratis miras. 

Maka apakah yang bernama Muhammad dan Maria akan bahagia untuk menerima  miras gratisan dari holywings itu ?  Andaikan nama saya Muhammad, maka secara individu saya merasa sangat dilecehkan, karena saya tidak minum miras, dan saya merasa sangat kotor karena noda dari miras tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun