Mohon tunggu...
Rena Tanjung
Rena Tanjung Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Tertarik pada isu-isu sosial dan kemanusiaan tapi tak menutup kemungkinan menjelajah isu lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Korupsi, Kisah Orang Pintar yang Keblinger

6 Desember 2020   20:50 Diperbarui: 9 Desember 2020   21:09 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Indonesia - Unsplash

Menjelang akhir tahun 2020, ada dua kasus korupsi besar yang bikin geger negara. Dua-duanya dilakukan oleh orang yang seharusnya menggawangi pemerintahan Indonesia. 

Ya, menteri. Aduh, kalau melihat besarnya potongan pajak penghasilan di slip gaji, enggak rela deh duit gue dipakai buat korupsi mereka. 

Sebagai wajib pajak, niat saya membayar pajak tentu untuk kepentingan negara, bukan kepentingan foya-foya satu atau dua orang kaya di Indonesia tanpa sepengetahuan saya.

Iseng nih, setelah saya lihat biodata para menteri yang korupsi, saya kaget. Mereka berdua adalah orang pintar. Lulusan S2, bergelar master, bahkan dari universitas luar negeri. 

What? Saya yang susah payah mendapatkan beasiswa untuk gelar master sempat iri dengan mereka. Kenapa ya ada orang-orang dengan kedudukan tinggi, dengan ilmu yang mumpuni, dan gaji yang wah tapi nekat korupsi? 

Kalau dipikir-pikir cicilan yang mereka punya mungkin enggak sebanyak cicilan saya yang hanya karyawati kantoran biasa.

Setelah merenung cukup lama sore ini, saya menarik beberapa poin penting dan mereka-reka alasan kenapa orang-orang pintar di jajaran pemerintahan justru lebih pintar korupsi duit rakyat dibanding orang biasa.

1. Karena mereka orang pintar

Ya, kalau enggak pintar mereka enggak punya banyak trik buat korupsi. Ilmu yang mereka dapat dipakai untuk membodohi bukan mengembangkan orang lain. Sayang sekali. Kilaunya emas dunia dan bau wangi duit ternyata mengikis niat untuk mengabdi ke negara.

2. Karena desakan utang

Mungkin saja ya. Seperti yang saya bilang di atas, bisa jadi cicilan yang mereka punya lebih sedikit dari saya tapi jangan-jangan nominalnya justru enggak tanggung-tanggung. 

Ada yang puluhan juta, ratusan bahkan miliaran. Bisa jadi mereka harus bayar cicilan beli pulau atau beli yacht seribu biji. Jalan keluarnya, karena duit di depan mata ya mau gak mau korupsi.

3. Mumpung enggak ada yang tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun