Mohon tunggu...
Renaldi Setyawan
Renaldi Setyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS

Cant smile without you

Selanjutnya

Tutup

Gadget

E-Commerce Penunjang Budaya Belanja Online

17 Januari 2022   11:13 Diperbarui: 17 Januari 2022   17:39 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak dari sosial media yang menambah fitur aplikasi mereka dengan platform belanja online. Fitur baru di tiktok yaitu tiktok shop mengikuti jejak media sosial lainnya seperti Instagram dan Facebook marketplace. 

Dengan adanya fitur shop kini tiktok menjadi ecommerce yang mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Saat ini, masyarakat mulai menilai atau mencari keuntungan dari pihak ecommerce seperti belanja pada event bulanan untuk mendapatkan gratis ongkir dan cashback.

Tiktok menjadi raksasa media sosial setelah melewati 2 miliar unduhan dari quartal pertama 2017 sampai quartal pertama 2020. Pandemi mendorong orang-orang untuk mencari hiburan selain diluar rumah demi menjaga imunitas tubuh dan kesehatan.Seperti yang dikemukanan oleh SensorTower, "Google Play Menyumbang sebagaian besar unduhan tiktok saat ini yang mencapai lebih dari 1,5 miliar pemasangan, atau 75,5 persen dari semua total. Semesntara itu App Store telah menyumbang 495,2 juta unduhan, atau 24,5 persen."

Disisi lain, fitur shop pada tiktok baru dihadirkan untuk mempermudah pengguna dalam berbelanja online. Munculnya budaya baru dikalangan masyarakat yaitu lebih memilih untuk belanja online karena efisien waktu, tenaga, dan tempat. Banyak ecommerce yang memberikan discount pembelian barang seperti gratis ongkir dan cashback. Strategi tersebut juga diterapkan oleh pihak Tiktok yang memberikan keuntungan berupa gratis ongkir dalam semua metode pembayaran. 

Salah satu ecommerce yaitu Shopee mempunyai strategi dengan memberikan keuntungan melalui metode pembayaran uang digital. Hal tersebut dimanfaatkan oleh pihak tiktok yang memberikan gratis ongkir pada setiap metode pembayaran. 

Perkembangan zaman dan cepatnya arus goblalisasi membuat belanja online menjadi budaya popular dikalangan masyarakat Indonesia. Adapun pengertian budaya popular menurut McDonald dalam popular culture (Strinati, 2004:18) adalah "Sebuah kekuatan dinamis, yang menghancurkan batasan kuno, tradisi, selera, dan mengaburkan segala macam perbedaan." Trend belanja online memberikan dampak positife segalikus negatif. 

Didukung oleh beberapa fitur diatas, belanja online mampu akan mempersingkat waktu. Menyediakan banyak pilihan dalam melakukan metode pembayaran. Kita tidak perlu datang ke pasar untuk membeli sayuran maupun barang lainnya. Dimudahkan dengan melakukan pembayaran digital agar tidak terjadi kehilangan atau kecopetan di beberapa tempat. Mudah dalam mengakses pembelian, ditempat kerja pun kita bisa berbelanja secara online. Fenomena belanja online memberikan peluang untuk berjualan tanpa mengeluarkan modal yang besar, hanya memerlukan perangkat mobile dan internet. Adanya garansi berupa pengembalian barang apabila terjadi salah pembelian.

Sedangkan dampak negatif dari belanja online seperti munculnya budaya konsumtif di masyarat, budaya hedonism yaitu membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan hanya mementingkan hasrat, barang yang diterima tidak sesuai, sering terjadi penipuan dengan kedok menjual barang namun tidak sampai ke tangan konsumen, dan waktu pengiriman yang bisa dibilang lama.

Belanja online telah mengubah kebiasaan orang dari berbelanja secara manual lalu menggeser interaksi antar-manusia kepada interaksi manusia dengan teknologi dan didorong lahirnya berbagai aplikasi belanja online. Belanja dengan sistem online merupakan salah satu gaya hidup dan berkembang menjadi budaya populer yang dilakukan banyak orang di masyarakat Indonesia. Sejak perkembangan internet meningkat, sebagian besar aktivitas dilakukan dengan lebih instan. Belanja pun lebih praktis. Konsumen tinggal pesan, transfer dan barang pun sampai di rumah. Tidak jarang, harga barang di toko online lebih murah daripada toko offline, hal ini dikarenakan toko online tidak memerlukan biaya operasional yang besar.

Perubahan gaya hidup tersebut bisa diimbangi dengan literasi digital agar konsumen dapat mengetahui sebelum membeli. Gilster (dalam Maulana, 2015: 3) berpendapat bahwa "literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dalam banyak format dari berbagai sumber ketika itu disajikan di komputer". Literasi digital dapat membantu kita dalam memilih keputusan yang lebih bijak, agar penipuan saat belanja online tidak terjadi. Dalam masyarakat maya, kebudayaan yang sering digunakan adalah pencitraan dan hiperbola. Hal tersebut terjadi untuk menarik minat beli audience. Budaya populer tersebut membbuat orang tidak lagi berpikir panjang dalam melakukan pembelian barang tetapi demi memenuhi hasrat yang dipicu oleh media.

Belanja secara online memberikan kita banyak keuntungan seperti harga yang relatif murah. Jika kita tidak berhati-hati dalam melakkan pembelian, barang sering berbeda hingga tidak sampai ke tangan pembeli. Dengan pemahaman kita mengenai literasi digital berguna dalam mengambil keputusan yang bijak dan terhindar dari penipuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun