Mohon tunggu...
Renaldi FaturMaarif
Renaldi FaturMaarif Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB 58'

KMN 58'

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peranan Agribisnis dalam Sektor Ekonomi di Indonesia

12 Juli 2021   13:00 Diperbarui: 12 Juli 2021   13:31 3597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agribisnis merupakan salah satu sektor penunjang ekonomi yang cukup menjanjikan di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya lahan di Indonesia yang terbilang cukup subur serta banyaknya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai seorang petani. Secara deskriptif agribisnis bisa di katakan sebagai usaha yang berjalan dalam bidang pertanian atau hal – hal lain yang mendukungnya. Dengan kata lain, agribisnis merupakan cara pandang ekonomi dalam bidang pangan.

Sebagai subjek akademik, agribisnis membahas tentang strategi untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan serta mengelola aspek budidaya, pemanfaatan bahan baku, pasca panen, pengolahan, sampai pada tahap pemasaran.

Lalu, bagaimana perkembangan agribisnis di Indonesia? Apakah agribisnis bisa dikatakan peluang yang menjamin dalam memperbaiki sektor ekonomi yang ada di Indonesia. Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.

Perkembangan Agribisnis Di Indonesia

Perkembangan agribisnis di Indonesia dikutip dari cermati.com terbagi dalam beberapa fase, yaitu:

Fase Konsolidasi: Fase konsolidasi terjadi pada tahun 1967 hingga 1978, dengan pertumbuhan pada sektor pertanian 3,39 persen lebih besar dari kinerja sub-sektor tumbuhan pangan serta perkebunan sebesar 3,58 persen dan 4,53 persen. Ada 3 kebijakan penting pemerintah di fase ini, yaitu penggunaan teknologi atau intensifikasi, perluasan area dengan cara memilah wilayah hutan yang kurang produktif atau ekstensifikasi, serta memperbanyak usaha agribisnis untuk menambah penghasilan petani atau diversifikasi.

Fase Tumbuh Tinggi: Dalam periodi ini, tahun 1978 hingga 1986. Produksi pangan perikanan perkebunan dan peternakan memilki presentase produksi yang lebih besar yaitu 6,8 persen dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada sektor pertanian yang hanya sampai pada angka 5,7 persen. Hal ini membuat terjadinya swasembada pangan dalam periode ini.

Fase Dekonstruksi: Di fase dekonstruktif tahun 1986 hingga 1997, Adanya pengacuhan dari perumusan kebijakan membuat sektor pertanian di Indonesia mengalami penuruan pertumbuhan yaitu pada angka di bawah 3,4 persen. Hal ini menjadikan persepsi dari pengembangan agribisnis menjadi tergulir dengan sendirinya.

Fase Krisis: Krisis moneter di tahun 1997 hingga 2001, nilai tukar Rupiah pada Dolar Amerika mengalami lonjakan yang membuat komoditas ekspor pada sektor pertanian menjadi lebih tinggi. Meskipun itu, sektor pertanian masih kewalahan sampai harus menyerap tenaga kerja di sektor informal sebagai dampak dari krisis yang terjadi.

Fase Desentralisasi: Terjadi di tahun 2001 hingga sekarang, Sektor agribisnis di Indonesia mencapai fase desentralisasi. Adanya campur tangan politik yang banyak terjadi memicu banyak dibuatnya perda dan menimbulkan beberapa penyimpangan dalam sektor administrasi serta korupsi. Hal ini menjadikan banyaknya biaya yang tak sedikit untuk menjalankan kepentingan birokrasi.

Ruang Lingkup Agribisnis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun