Mohon tunggu...
Renaldi Fadliansyah
Renaldi Fadliansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - u are never too old to learn.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga (20107030033)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenali People-Pleaser dan Cara Mengatasinya!

6 April 2021   21:25 Diperbarui: 6 April 2021   21:58 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Rencanamu.id

Dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan orang lain, kita juga dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Namun, jika levelnya terlalu tinggi, perilaku ini dapat menimbulkan masalah bagi orang-orang dan orang-orang di sekitarnya. Karena mereka selalu berusaha menyenangkan orang lain, orang yang menyenangkan orang lain dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh orang lain. Karena dia tidak bisa mengendalikan pikiran, perasaan dan perilakunya, hidupnya tidak terlalu memuaskan.

Kalau kamu terus-terusan memendam perasaan atau pendapat kamu sendiri, berarti kamu juga akan terus-terusan "makan hati" demi orang lain, terlebih kamunya sendiri pelan-pelan hancur dan lebih parahnya orang akan menganggap bahwa kamu selalu bisa diandalkan kaoan pun dan di mana pun, tanpa peduli kamu akan keberatan atau nggak. Hal ini sangat pait, bukan begitu? (rencanamu.id)

Bagaimana agar Berhenti Menjadi People Pleaser?

Kita harus menyayangi diri sendiri, dalam hal apapun kita harus menaruh prioritas yang kita atur, kita juga belajar mengatakan tidak dengan ramah. Harus menyadari bahwa mengatakan tidak bukanlah akhir dari segalanya.

Baik teman, pasangan atau kolega kita, pasti bisa menerima perbendaan pendapat antar individu bahkan penolakan jika kita ungkapkan dengan baik-baik. Ketika kita sudah dewasa kitaharus mampu mengungkapkan perasaan-perasaan yang rumit tanpa harus menyinggung orang lain. Kita bisa keluar dari kebiasaan people-pleasing dengan belajar mengatakan tidak pada sesuatu yang kecil, seperti mengungkapkan sesuatu yang sederhana, atau mengambil sikap terhadap suatu yang sudah kita yakini.

Kita tidak perlu berusaha disukai semua orang, karena disukai oleh semua orang itu tidak mungkin. Sebisa mungkin kamu harus menghindari perbuatan atau kata yang menyakiti bahkan menyinggung hati orang lain. Namun, kecemasanmu itu terlalu berlebihan dikarenakan hanya merasa salah ucap satu kalimat, kita sudah merasa gelisah seharian. Padahal, belum tentu kekhawatiran itu benar dan itu hanya perasaan berlebihan saja.

Dan yang terpenting, terus-terusan jadi people pleaser merupakan hal yang tidak sehat. Kita harus menanamkan dalam pikiran kita bahwa kita selalu bisa bilang " Tidak!".

Jangan selalu peduli tentang pendapat orang lain terhadap kita. Karena sama sekali nggak dosa untuk menolak permintaan seseorang, terlebih jika permintaan tersebut melebihi prioritas utama kita. Justru dengan begitu, orang lain lebih memperhatikan kepribadian  kita yang kuat, serta menghormati sikap kamu yang apa adanya.

Mungkin di awal kita akan merasa susah untuk melawan perasaan " nggak enak", tapi tidak ada salahnya kita untuk mencoba. Jangan bebani diri kita demi orang lain.

Tidak ada orang yang bermartabat lebih tinggi atau lebih berharga daripada orang lain. Maka dari itu, kita harus mulai dengan menghargai diri kita sendiri dan jangan merendahkan diri di hadapan orang lain. (hellosehat.com)

Dengan berhenti menjadi people-pleaser dan mulai mencintai diri sendiri, kita pasti bisa berdiri sendiri dan mengambil sikap untuk diri sendiri. Kita bisa menentukan sebuah Tindakan tidak hanya berdasarkan keinginan untuk menyenangkan orang lain, namun juga untuk kebaikan diri sendiri. (hellosehat.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun