Mohon tunggu...
Remy Celebes
Remy Celebes Mohon Tunggu... -

simple, logic, resolute

Selanjutnya

Tutup

Politik

Salam Damai buat Ahokers

24 Januari 2018   05:14 Diperbarui: 24 Januari 2018   05:28 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: jawapos.com

Kasus ini memang telah usang, malah yang aktual sekarang adalah tentang gosip perceraian Ahok. Sekedar untuk saling mengingatkan, melihat reaksi negatif sebagian pendukung Ahok yang sepertinya masih sakit hati dan dengan kebencian yang membabi buta di dunia maya. Barisan sakit hati ini masih mengungkit-ngungkit demo 212 dan seakan membenci seluruh umat Islam, bahkan yang tidak terlibat 212. Padahal membenci umat beragama bertentangan dengan sila pertama Pancasila. Oleh karena itu mungkin perlu dibahas lagi kasus tersebut sekedar mencoba meluruskan.

Sejak awal masalah video Ahok di kepualauan seribu saya menilai bahwa ucapan tersebut memang dapat bermakna ganda. Kata-kata beliau ketika itu "jadi kalau bapak-ibu tidak bisa pilih saya, dibohongin pakai Surat Al-Maidah ayat 51 macam-macam itu, jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa milih nih karena takut masuk neraka..., dibodohin gitu ya, ga apa-apa".

Sulit memastikan kalimat tersebut mengandung penistaan karena terdapat kata "pakai" didalamnya. Mari menengok kembali pada kampanye Ahok yang pada saat itu mencalonkan diri sebagai bupati di Belitung Timur, yang kebetulan pada saat itu dihadiri oleh Almarhun Gus Dur. Ketika itu Gus Dur bertindak selaku juru kampanye Ahok juga berbicara tentang Al-Maidah 51. Inti kampanye Gus Dur tersebut mengatakan bahwa tidak masalah memilih Ahok, kalau ada yang bawa-bawa Surat Al-Maidah dan menakut-nakuti masuk neraka, itu orang yang tidak mengerti saja.

Dari sinilah mulai muncul perbedaan dan perselisihan pendapat umat Islam mengenai pemimpin kafir. Jadi kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya kasus "penistaan" tersebut pada Ahok, karena beliau hanya mengulang apa yang telah diuacapkan oleh Gus Dur. Seandainya saja tidak ada "tokoh" agama yang mendukung pencalonan Ahok ketika itu dan berbicara tentang tafsir Al-Maidah 51, mungkin Ahok juga tidak akan pernah berbicara tentang Al-Maidah.

Bukan berarti juga Gus Dur yang harus disalahkan, boleh jadi ketika itu Gus Dur berpikir untuk kebaikan masyarakat Belitung Timur karena mengenal integritas dan kapasitas Ahok, atau karena hal lain yang tidak mampu "dipahami". Walaupun memang sangat disayangkan jika Al-Maidah 51 yang merupakan ayat "Muhkamat" (memiliki makna yang jelas, tanpa perlu tafsir) dimasukkan dalam ranah retorika.

Masalahnya muncul karena saat menjelang pencalonan Ahok-Djarot di DKI Jakarta, Gus Dur telah wafat. Ahok yang mengikuti "jejak" Gus Dur membahas Al-Maidah 51 dengan cara yang lebih lancang. Gus Dur yang notabene seorang Muslim dan ulama agama, masih berbicara mengenai Al-Maidah 51 dengan lebih hati-hati. Ahok yang notabene non-muslim dan pasti tidak percaya pada Al-Qur'an membahas Al-Maidah 51 tidak persis sebagaimana Gus Dur sebelumnya, malah ditambah dengan kata-kata "dibohongi" dan "dibodohi".

Kata-kata Ahok tersebut entah beliau bermaksud menista atau tidak, namun terdengar merendahkan dan melecehkan. Bukan sekedar Al-Maidah 51 saja yang seakan dinodai, namun kecerdasan umat Islam yang percaya terhadap Al-Qur'an dan ulama juga direndahkan dan dilecehkan. Boleh jadi akibat ucapan Ahok tersebut muslim yang personality(kepribadiannya) lemah akan memutuskan untuk tidak lagi percaya pada Al-Qur'an dan membenci para ulama agar dianggap cerdas. Apalagi jika yang berbicara adalah seorang gubernur yang diidolakan.

Mungkin benar Ahok tidak bermaksud menista Al-Qur'an dan melecehkan muslimin, tapi sebagian orang mungkin mampu menangkap makna yang tersirat dari ucapan Ahok. Ahok yang karakternya meledak-ledak, ceplas-ceplos, namun pada saat berbicara tentang Al-Maidah 51 terlihat tenang bahkan seakan-akan sangat bijak. Barangkali pikiran Ahok ketika itu, "saya gubernur bagus nih, program saya bagus-bagus, kira-kira ni orang semua masih mau dengerin tuhannya (atau ulamanya) apa dengerin saya nih?". Yaah... kira-kira serupa dengan kesombongan insinyur kapal Titanic yang berkata "Tuhanpun tidak dapat menenggelamkan kapal ini".

Sikap percaya diri Ahok yang berlebihan (kesombongan) memang sudah terlihat jauh sebelum Pilkada Jakarta. Sangat terlihat ketika beliau mengejek calon lawan-lawan politiknya dengan ucapan "kenapa sih semua pada takut sama saya?" Bahkan saat debat Pilkada secara terang-terangan Ahok merendahkan AHY dengan berkata bahwa Gubernur DKI Jakarta setara Letnan Jenderal, sindiran buat AHY yang mengundurkan diri dari TNI dengan pangkat Mayor. Namanya juga bermain dalam dunia politik, tantangan provokatif dan merendahkan tersebut tentu memancing reaksi lawan-lawannya untuk menjatuhkannya.

Figur Ahok yang terlihat berani, penuh gebrakan, dan inovatif tidak dapat dipungkiri sangat dibutuhkan bangsa ini. Sebenarnya telah lama negara ini merindukan orang seperti beliau, sebagaimana kita merindukan karakter kenegarawanan Bung Karno yang merupakan pioneerdimasanya. Dan Ahok adalah pioneer dimasa ini meski masih dalam taraf regional, bukan sekedar sensasi, namun prestasi dalam pemerintahannya di Jakarta yang relatif singkat patut diacungi jempol.

Mengenai "penistaan" memang tidak dapat disalahkan sepenuhnya kepada beliau karena beliau sendiri telah berkilah dengan "sekedar meniru" omongan Gus Dur saat kampanye di Belitung. Hal ini tentu mendukung alasan beliau bahwa yang dimaksud bukan ayatnya, tapi orang yang menggunakannya (ulamanya). Namun berbicara tentang Al-Maidah yang bukan wilayahnya adalah blunder politik dimana tidak ada pihak yang dapat disalahkan selain beliau sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun