Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

(Food Story) Di Bakso ''Mas Kumis Jarum'' Kubaca Kepribadian Teman-teman

17 Desember 2017   00:01 Diperbarui: 18 Desember 2017   08:00 2241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

# Pertama Mbak Febby Asli dari Citayem Bogor- Kalau diperhatikan, begitu bakso mangkok disajikan, Mbak Febby langsung mengaduk-aduk isi mangkok, dan adukannya terhenti pada bakso yang ukurannya paling besar. Ia kemudian menuangkan empat sendok makan sambel, kuah bakso langsung berubah warna tanda sambel overdosis.

Rupanya ia suka yang pedes-pedes. Pantas kalau ia lagi marah ke anak-anak magang yang kelakuannya nga becus, suasana ruangan langsung hening dan AC ruangan yang semula 16 derajat celcius otomatis langsung naik menjadi 30 derajat celcius terdampak panas pedesnya amarah Mbak Febby.

Mbak Febby lanjut mengaduk lagi, lalu ia kembali ke bakso yang besar tadi terus langsung melahapnya. Kata orang sih, orang yang makan memilih bakso besar duluan itu punya kepribadian to do point, penuh motivasi dan ingin cepat beres.

Suka yang gede gede ya?
Suka yang gede gede ya?
Kalau boleh dibandingkan, di tempat kerja, si Mbak Febby ini kalau lagi mendapat perintah atasan atau diminta bantuan oleh rekan-rekan kerja, biasanya ia mendengarkan dulu setelah kita capek-capek menjelaskan, baru dia bilang, "jangan berbelit-belit, langsung aja ke intinya yang febby kerjakan apa!".

Selain penuh motivasi saat makan (banyak makan), Mbak Febby ini orangnya penuh motivasi alias rajin, rajin dalam bekerja maupun dalam berdagang (masih ingatkan, dia seorang sekretaris merangkap jadi produsen jamu dan jadi pengusaha catering).

Disamping itu Mbak Febby ini termasuk "Mbak geli" (Mbak gesit dan lincah), dapat diukur dari dalam sehari seberapa seringnya dia turun naik lift atau angkat tutup telpon untuk mengurus berkas. Kalau dah tua jadi "Neli" (nenek lincah wkwkwk).

Gesit dan lincah ini mendukung keinginan dia yang ingin cepat membereskan semua berkas dan barang dagangan dapat segera terjual habis. Saking gesit dan lincahnya makanya dia nga gemuk gemuk padahal makannya banyak. Ternyata langsing itu tak harus melulu diet ya.

# Kedua Mas Tonni -- kebalikan dari Mbak Febby, kalau Mas Tonni memilih bakso yang lebih kecil untuk dinikmati duluan. Pelan-pelan bakso digigit kemudian dikunyah sabar sebanyak 33 kali baru ditelan. Lambung Mas Tonni tidak bekerja dua kali lagi, karena bakso sudah dilembutkan jadi lambung tinggal menyerap saripati makanan saja. Itu kenapa secara visual ukuran diameter lingkar perut Mas Tonni di atas rata-rata tapi masih kalah dengan pemegang rekor si Mas Rhangga  (gimana bro dah selesai cutinya?)

 

Kunyahan 33 kali
Kunyahan 33 kali
Katanya sih, orang yang suka makan bakso kecil lebih duluan termasuk tipe orang yang penyabar, telaten dan mudah ditebak. Dalam bekerja, Mas Tonni orangnya tak pernah terlihat marah dan pembawaan tenang  menyejukkan jiwa.

Mas Tonni emosinya stabil dan cool, sebelas duabelas mirip dengan sang legenda F1 Michael Schumacher (Jerman) yang selalu tampil tenang dan saking tenangnya tercatat saat balap mobil F1, rekaman detak jantungnya selalu stabil meski jet daratnya melaju kencang hingga 300 km/jam. Jadi tidak heran bila Schumi menjadi pemegang rekor gelar juara dunia F1 tujuh kali berturut-turut (1994 s.d. 2004).

Mas Tonni mudah ditebaknya itu saat ketemu pagi awal kerja, kalau ia senyum menyapa dan ditangannya bawa tas plastic kresek maka mudah ditebak isinya pasti combro (semacam gorengan) dan itu tandanya sebentar lagi kami berdua akan minum  menikmati racikan kopi paling nikmat yang tidak bakal ditemui di tempat kerja manapun di dunia ini selain ditempat kerja kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun