Mohon tunggu...
Rembulan Permata
Rembulan Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Accouting 18

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mengenang Adolf Hitler, Sosok Diktator yang Disegani

26 Juli 2021   19:18 Diperbarui: 27 Juli 2021   09:41 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila kita mengingat nama Adolf Hitler tentu yang terbesit dalam pikiran kita adalah rezim Nazi Jermannya yang kelam. Tidak heran memang, ia adalah sosok dibalik perang paling mematikan dalam sejarah, yang peristiwa-peristiwanya termasuk Holocaust. Perjalanan hidup dan gaya kepemimpinannya sangat menarik untuk dibahas.

Adolf Hitler lahir di Branau am Inn, Austria-Hogaria, 20 April 1889, meninggal di Berlin, Jerman, 30 April 1945 pada umur 56 tahun, adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa dan Holocaust. Di tahun 1919, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut "Fuehrer."

Keberhasilan Hitler dapat terlihat dari perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara berkomunikasi, cara memerintah atau memberikan instruksi, cara membimbing dan mengarahkan, ataupun cara menegakan disiplin. Adolf Hitler menjadi pemimpin yang berhasil pada masanya walaupun dia oleh dunia luas dianggap manusia paling jahanam sepanjang sejarah.

Orasi Hitler dapat memengaruhi pikiran pendengar dan memainkan emosinya. Selain ahli orasi, hitler juga merupakan ahli strategi. Memanfaatkan kemarahan rakyat terhadap pemerintah karena hipersinflasi dan menggerakan pemberontakan. Hitler menganut gaya kepemimpinan otoriter dimana hanya menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang dan diantara mereka tetap ada satu yang paling berkuasa.

Sifat Hitler yang keras kepala dan merasa selalu benar mengakibatkan banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat sikapnya tersebut. Bila dikaitkan dengan level moral, Hitler menganut level moral yang pertama yaitu Preconventional Level, dimana seseorang yang memiliki sifat egosentris saja, dan menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung.

Individu dengan moral seperti ini memiliki nalar kurang menunjukan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri. Bagi mereka, perspektif dunia dilihat sebagai suatu yang bersifat relative secara moral.

"And I can fight only for something that I love, love only what I respect, and respect only what I at least know."-Adolf Hitler

Namun, Hitler bukan tipe orang yang senang bekerja dibalik layar. Dia selalu menyampaikan sendiri gagasan dan ide-ide gilanya di depan public dan pandai memanipulasi massa. Hitler melakukan propaganda untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan sesuatu sesuai apa yang dia inginkan.

Hitler menggunakan tiga metode untuk membuat orang takluk padanya yaitu metode persuasive yang menimbulkan kemauan atau sikap sukarela bagi pengikutnya secara tidak sadar bertindak atas kemauannya, kemudian metode koersif yaitu Hitler melakukan komunikasi dengan seorang orang untuk menimbulkan ketakutan agar melakukan keinginannya tanpa sadar, lalu yang terakhir adalah metode pervasive yaitu penyampaian ideology dengan penuh semangat dan dilakukan berulang-ulang kepada orang Jerman. Dengan ketiga metode tersebut, Hitler berhasil merubah ribuan warga Jerman menjadi orang-orang yang fanatic terhadap Hitler.

Kemampuan retorika dan bersandiwara Hitler tidak bisa menutup wajahnya yang sebenarnya adalah seorang pembunuh massal. Hitler mempunyai salah satu teori yang terkenal yaitu memusnahkan orang Yahudi. Dia memang sangat fleksibel dalam berpolitik, tetapi dia tidak pernah kehilangan tujuan awalnya yaitu membasmi warga Yahudi.

Teori kepemimpinan yang diusung oleh Machievelli merupakan salah satu mode kepemimpinan yang banyak digunakan oleh para pemimpin dictator. Kepemimpinan ini identik dengan kekejaman karena cenderung menghalalkan segala cara untuk mempertahankan suatu kekuasaan. Oleh karena itu, kepemimpinan seperti ini identic dengan penindasan,pembunuhan, bahkan tingkat massal.  Secara umum, dewasa ini Hitler dianggap sebagai salah satu orang yang paling jahat sepanjang sejarah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun