Sejak 14 tahun lalu, kereta selalu jadi transportasi favorit keluarga saya. Ya, sejak punya anak pertama yang sangat menggandrungi kereta api, kami sekeluarga jadi menaruh perhatian lebih ke moda transportasi satu ini.Â
Rasa terima kasih kami dedikasikan kepada KA Malabar, sebagai satu-satunya kereta yang melayani relasi Malang-Bandung pada waktu itu. Kehadirannya menempati sudut spesial di hati anak-anak. Jadi tumpangan langganan mudik, tiap naik atau turun tidak lupa berfoto dulu di depan tulisan 'KA Malabar', dari tahun ke tahun.Â
Pernah sih sekali waktu pakai Mutiara Selatan yang labil itu (yep, relasinya kadang ada, kadang hilang). Tapi karena ketidakpastian kereta itu sendiri, jadinya kami nggak bisa mengandalkan Mutsel buat mudik yang harus direncanakan jauh-jauh hari. Balik lagi menambatkan kepercayaan ke Malabar, dengan kurang lebihnya.Â
Kenangan Paling Berkesan di MalabarÂ
Satu hal yang paling berkesan buat saya saat naik Malabar saat mudik adalah, circa tahun 2016-2018, KAI pernah membagikan menu buka puasa dan sahur gratis di kereta. Whaaahh, betapa bahagianya saya sebagai emak-emak yang rempong memikirkan logistik keluarga, adanya fasilitas ini sangaaatt membantu mengurangi pikiran.Â
Fasilitas ini istimewa karena tidak semua kereta bisa menyediakannya. Hanya ada di kereta menengah dan jauh yang perjalanannya melewati waktu buka-sahur, seperti Argo Lawu, Argo Dwipangga, Argo Wilis, Taksaka, Turangga, Purwojaya, Lodaya, Ranggajati, Senja Utama Solo, Senja Utama Yogya, Lodaya Lebaran, Mutiara Selatan, Bogowonto, Gaya Baru Malam Argo Lawu Fakultatif, Argo Dwipangga Fakultatif, Kutojaya Utara, Kutojaya Utara Tambahan, Kutojaya Selatan, Kutojaya Selatan Lebaran, Jayakarta Premium, Gajayana Lebaran, Taksaka Lebaran, Puwojaya Lebaran, Mataram Premium, Pasundan Lebaran, Kutojaya Utara Tambahan, Sawunggalih lebaran, Progo, Logawa, Bima, Malabar, Singasari, Gajahwong, Kahuripan, Kamandaka, Serayu, Gajayana, Pasundan, Bengawan, Jaka Tingir, Menoreh.Â