Siapa yang bulan Ramadannya mulai penuh dengan undangan buka puasa bersama alias bukber sana sini?Â
Undangan buka bersama merupakan tradisi yang sering dilakukan selama bulan Ramadan sebagai momen untuk silaturahim, berbagi kebahagiaan, dan mempererat hubungan sosial. Sebagian memang menyenangkan, tapi sebagian lagi bisa jadi nggak jauh-jauh menempatkan kita di situasi yang awkward terutama kalau acara tersebut hanya formalitas saja. Â
Kabar baik bagi para introvert, dari sekian banyak undangan bukber, tidak semua wajib kita hadiri.Â
Ada beberapa pertimbangan mengenai siapa saja yang sebaiknya kita hadiri undangannya, baik dari sisi etika sosial maupun agama.
1. Undangan dari Keluarga Terdekat
Undangan buka bersama dari keluarga terdekat, seperti orang tua atau saudara sebaiknya dihadiri. Dalam ajaran Islam, menjaga silaturahim (hubungan baik dengan keluarga) adalah hal yang sangat dianjurkan. Bahkan, Rasulullah SAW menekankan pentingnya menjaga tali persaudaraan. Banyak manfaat dan kebaikan dengan menghadiri acara buka puasa bersama keluarga, bukan hanya soal memenuhi undangan, tetapi juga mempererat ikatan kekeluargaan.
2. Undangan dari Teman Dekat atau Sahabat
Undangan buka puasa dari teman dekat atau sahabat pasti akan sukarela kita hadiri. Bisa jadi berkali-kali juga dalam sebulan. Islam sangat menghargai persahabatan yang baik dan saling mendukung, dan buka puasa bersama adalah kesempatan yang baik untuk sharing momen. Namun, atur waktu kapan untuk nongkrong bersama teman-teman, dan kapan untuk keluarga.Â
3. Undangan dari Rekan Kerja atau Atasan
Undangan buka puasa dari rekan kerja atau atasan bisa dihadiri, tergantung pada konteks hubungan dengan mereka. Jika hubungan profesional berjalan baik dan hubungan sosial dirasa tidak mengganggu, hadir untuk menunjukkan rasa hormat dan memperkuat hubungan kerja bisa menjadi langkah yang baik. Namun, jika merasa bahwa acara tersebut lebih bersifat formal atau tidak nyaman, boleh banget tidak memaksakan diri untuk hadir. Â Daripada bad mood, ya, kan?Â