Pilu matanya berderai air mata, Sedang Tuan tertidur pulas berselimutkan tangisannya
Ia menggigil kedinginan, Sedang Tuan menari-nari diatas rintihannya
Jeritan lukanya meraung ditenangkan, Sedang Tuan terbahak-bahak diujung kegelisahannya
Ia meminta lukanya ditenangkan, Tuan keliru meninggalkan robekan yang tak jelas ujungnya
Pilu hatinya tersayat-sayat, mati melebur tenggelam di keruhnya asa berwujud lengkara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!