Mohon tunggu...
regional jambi
regional jambi Mohon Tunggu... Jurnalis - regional jambi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Djohan Chaniago

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pendistribusian Vaksin Covid-19 Dipertanyakan

10 Januari 2021   01:24 Diperbarui: 10 Januari 2021   01:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masyarakat mempertanyakan, kenapa pendistribusian obat Vaksinasi untuk penawar wabah Covid-19 lebih cepat dilakukan, sebelum ada jaminan penggunaannya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan label jaminan halal dari Pengurus Besar (PB) Majlis Ulama Indonesia (MUI).

Dalam empat hari terachir, sejak hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, (4-5-6-7 Januari 2021 Kemenkes RI Budi Gunadi Sadikin mendistribusikan penyaluran obat Vaksinasi tahap awal (Ke-1), dari Jakarta, kepada Bio farma di 34 Provinsi di Indonesia, melalui pengawalan ketat, aparat keamanan, guna mempercepat proses vaksinasi.

Setibanya ditempat tujuan, cairan obat Vaksin virus covid-19 itu masih harus disimpan pada ruangan dingin, di gudang Biofarma Provinsi, dengan suhu kelembaban hingga 08 derajat selsius. Karena Vaksin virus covid-19 ini belum dapat digunakan.

Penundaan penggunaan Vaksin virus covid-19 ini, menurut Ketua BPOM Penny Lukito, karena masih menunggu hasil uji klinik tahap ke 3 dari Jawa Barat. Sementara itu dari Ketua Bidang Fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh menyatakan vaksin Sinovac dari Cina ini halal dan suci. untuk digunakan.

Namun, PB-MUI belum bisa mengeluarkan surat Ke Halalan itu, karena masih meunggu keputusan dari BPOM. Pertanyaannya. " Mengapa obat vaksinasi penawar dari serangan wabah Covid-19 ini di kirim terlebih dahulu ke sejumlah Provinsi, sebelum ada rekomendasi dari BPOM dan PB-MUI."  

 

Masyarakat dan pengamat mempertanyakan hal itu, karena sebelumnya pihak BPOM, PB-MUI dengan pihak Kementrian Kesehatan pernah berkunjung ke Pabrik vaksin Sinovac di Cina, kenapa tidak mengambil sampel vaksin Sinovac tersebut. Maksudnya untuk mempercepat proses penelitian bagi BPOM dan PB-NU.  

Rekomendasi Izin penggunaan vaksinasi vaksin Sinovac dari BPOM dan PB-MUI sangat diharapkan oleh Bangsa dan Negara ini, untuk mengantisifasi dari serangan virus covid-19, yang telah berdampak pada kehidupan dan perekonomian rakyat Indonesia.  

Menurut Dr Eka Mulyana SpOT(K) MKes SH MHKes dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI mengatakan bahwa, Sejak 2 Maret 2020, hingga Desember 2020, Virus covid-19 telah mengorbankan sebanyak 342 petugas medis dan kesehatan tewas. dengan rincian; 192 dokter, 14 dokter gigi dan 136 perawat. 

Dengan rincian ; 101 dokter umum (guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 24 IDI wilayah provinsi dan 85 IDI cabang kabupaten/kota di Indonesia. Untuk masyarakat umum yang terkena virus covid-19, hingga 5 Januari 2021 tercatat 779.548 orang positif, dan 645.746 orang sembuh, serta 23.109 orang meninggal dunia.

Dari itu Pihak BPOM diminta untuk jujur dan transfaran, terkait dengan dampak, ataupun efek sampingan dari penggunaan vaksinasi vaksin Sinovac. Agar masyarakat yang di vaksinasi dapat memahami pengaruhnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun