Mohon tunggu...
REGINA SHEILLA
REGINA SHEILLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jangan Bosan Membaca

Selamat Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Masyarakat tetap Berinovasi dan Kreatif dengan Literasi di Era Kenormalan Baru

7 September 2021   10:33 Diperbarui: 7 September 2021   12:26 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi bersama pemilik toko, Bapak Budi|dokpri

Masyarakat tetap Berinovatif dan Kreatif dengan Literasi di Era Kenormalan Baru

( Mini Riset : Pengembangan UMKM menjadi Digital )

Pada menjelang pertengahan tahun 2020 kemarin, Indonesia dilanda dengan Pandemi Virus Corona (Covid 19). Banyak sekali masyarakat yang terdampak akibat kondisi tersebut, khususnya pada sektor UMKM. Maka dari itu masyarakat haruslah mampu untuk ber inovatif dan kreatif dimasa yang baru seperti itu, masyarakat harus membuat metode baru yang dapat membuat UMKM yang sedang terdampak itu menjadi hidup dimasa Pandemi seperti ini. Dengan cara Literasi lah masyarakat dapat mewujudkannya. Karena dengan literasi, masyarakat dapat membaca dan memahami situasi dengan baik, dan mampu mengexpore pengetahuannya lebih jauh lagi dan bisa mewujudkannya menjadi sesuatu yang dapat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Apa sih Literasi itu? Literasi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami serta mengolah Informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dan secara Etimologis arti Literasi adalah orang yang belajar. Maksudnya adalah bahwa Literasi ini sangatlah berhubungan dengan yang namanya Proses untuk memahami serta mengolah informasi dengan membaca dan menulis.

Jadi, pada cerpen mini riset ini saya akan meriset sedikit mengenai permasalahan UMKM yang terdampak Pandemi Covid 19 ini, dan UMKM tersebut berada di daerah lingkungan saya, sehingga saya dapat datang langsung ke lokasi untuk merisetnya.

Ada salah satu bisnis import pakaian yang berlokasi di daerah turen, kabupaten malang. Bisnis ini bergerak dibidang pakaian, jadi si penjual itu menjual berbagai macam pakaian-pakaian import dengan harga murah. Mulai dari pakaian wanita dan pakaian laki-laki, banyak sekali jenis dan model yang disajikan.

Bisnis itu pada mulainya hanya memiliki toko offline dan tidak memiliki toko online, sebelum pandemi muncul bisnis ini rame sekali di kunjungin oleh para pembeli, "iya mba, sebelum ada pandemi covid, toko saya rame pembeli, tapi pas mulai pandemi itu mulai sepi mba toko saya" ujar pemilik toko. Tidak hanya toko itu saja sebenarnya yang terkena dampak dari pada datang nya virus covid 19 ini, akan tetapi banyak sekali para pembisnis, atau para pedagang yang terdampak akibat pandemi tersebut.

Biasa nya hampir 100 pcs baju dapat terjual perminggunya sebelum pandemi terjadi, tetapi ketika pandemi itu datang, dan akhirnya pemerintah membuat peraturan baru, yaitu lockdown dan sekarang menjadi PPKM, dan alhasil ketika terjadi kondisi seperti itu, penjual itu hanya bisa menjual kurang lebih sekitar 10-20 pcs perminggunya. Perbedaan yang terlihat sangat jauh sekali, ketika sebelum pandemi datang dan ketika pandemi datang, karena itu lah tidak hanya satu atau dua orang pedagang yang terkena dampaknya, tetapi banyak sekali pedagang yang terkena dampak tersebut.

"akibat ada nya lockdown kemarin dan ppkm yang di berlakukan pemerintah sekarang ini, dan membatasi pembeli dan jam operasional, itu yang membuat para pembeli menjadi sepi mba, banyak orang yang takut untuk keluar rumah, mangkanya semenjak pandemi ini dagangan saya jadi sepi dari pembeli" lanjut kata pemilik toko.

Setelah banyak ngobrol-ngobrol dengan pemilik toko, saya berusaha mengasih jalan keluar supaya walaupun dalam kondisi pandemi ini terjadi, dagangan si pemilik toko dapat banyak terjual dan si pembeli pun tidak harus membeli nya di toko langsung, supaya tidak menimbulkan kerumunan juga, dan tidak menyebarnya virus corona ini.

Saya memberi saran  kepada pemilik toko untuk membuka toko online di berbagai platform digital, seperti shoppe, lazada, tokopedia, instagram, dan facebook. Karena menurut saya dengan menggunakan metode toko online itu sangat menarik sekali, para pembeli tidak harus datang ke toko untuk membeli barangnya, hanya lewat online pun bisa memesannya, dan tidak jadi suatu masalah lagi ketika pemerintah memperlakukan PPKM untuk pembeli bisa membeli dagangan tersebut.

Jadi waulupun semisal nanti pendemi covid ini sudah tidak ada, si pemilik toko memiliki dua toko, yaitu toko offline dan toko online, itu sebuah jalan keluar yang bagus, karna dapat memudahkan para pembeli untuk membeli dagangannya, dan tidak hanya pembeli disekitar daerah toko saja yang dapat membeli dagangan, tetapi para pembeli dari jauh pun bisa membeli dagangan nya via online.

Akhirnya setelah berbicara dan sharing-sharing panjang dengan pemilik toko, pemilik toko pun akhrinya memutuskan untuk membuat toko online di dua platform, yaitu shoppe dan instagram. Semoga dengan adanya toko online tersebut, dapat membuat toko itu tetap banyak pembeli walaupun kondisinya masih dengan kondisi covid 19 ini. Dan dapat membantu kondisi ekonomi toko nya, sehingga dapat menjadi pulih seperti saat ketika pandemi itu belum datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun