Mohon tunggu...
Regina Phasya Millenia
Regina Phasya Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Jakartans outskirt✨️

writing is a way of talking without being interrupted.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Move to Heaven": Melihat Lebih Dekat, Mendengar Tanpa Jeda, Memahami Lebih Jauh

23 Juni 2021   18:20 Diperbarui: 23 Juni 2021   18:25 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cr: Move to Heaven Poster on haibunda.com

Setelah sukses dengan Extracurricular, Sweet Home dan deretan judul lainnya, Netflix kembali menggarap drama "Move to Heaven" yang terinspirasi dari esai "Things Left Behind" milik Kim Sae-byul, seorang professional trauma cleaner (pembersih TKP kejahatan atau kecelakaan) dengan fokus pada kematian individu dengan penyakit mental.

Move to Heaven mengisahkan seorang pemuda pengidap sindrom Asperger (Han Geu Ru) yaitu gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif, termasuk terlalu cepat dalam berbicara, kurangnya modulasi volume suara, hingga intonasi pola yang terbatas tetapi dapat mengingat secara detail tentang apa yang ia lihat dan dengar dan telah telah tayang perdana pada Jumat (14/5/2021).

Geu Ru dan sang Ayah (Ji Jin-Hee) menjalankan bisnis bernama Move to Heaven dimana mereka membersihkan barang milik mendiang dan menyerahkan beberapa barang yang dinilai penting pada keluarganya. Geu Ru dan Jeong Woo dapat melihat seperti apa saat-saat terakhir yang dialami mendiang dan seperti apa kehidupan yang mereka jalani. Uniknya, mereka tidak hanya sekedar membersihkan tempat atau barang tersebut tetapi juga menyampaikan pesan yang belum sempat mendiang sampaikan saat meninggalkan dunia.

Kehidupan baru Geu Ru dimulai pasca kematian ayahnya secara mendadak dan turut menyeret Cho Sang Gu (Lee Je Hoon), seorang residivis sekaligus adik tiri Jeong Woo untuk menjadi wali atas Geu Ru dan meminta Sang Gu untuk membantu Geu Ru dalam menjalankan bisnis Move to Heaven yang dimilikinya.

Sang Gu memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan Geu Ru, ia cenderung dingin, kasar, jorok dan pemalas. Bahkan ia sempat berpikiran untuk menguasai kekayaan yang kakaknya miliki dengan merebut rumah dan aset bisnis yang dimiliki Jeong Woo. Sang Gu memiliki waktu 3 bulan sebagai masa percobaan atas perwalian Geu Ru dan dalam waktu tersebut Sang Gu perlahan memahami dunia Geu Ru dan mendapatkan berbagai cerita kehidupan yang mereka dapatkan saat membersihkan kamar mendiang. Dengan dibantu Yoon Na Mu (Hong Seung Hee), sahabat sekaligus tetangga Geu Ru, akhirnya mereka mulai menjalankan bisnis bersama dan turut menghadirkan beragam tawa, warna dan cerita menyedihkan dalam drama tersebut.

Banyak isu sosial yang diangkat dalam drama ini, seperti penindasan/perundungan remaja, anak adopsi yang kehilangan kewarganegaraan, ketidakadilan dalam bekerja, pertarungan serta judi ilegal, orang tua yang ditelantarkan anak sampai kematian tanpa kerabat. Keruntuhan Mal Sampoong pada 25 Juni 1995 turut menjadi highlight peristiwa yang disajikan dalam drama ini.

Serial Move to Heaven mencoba menggambarkan bahwa kematian tidaklah harus menakutkan. K-Drama dengan tema slice of life yang terbilang fresh ini cukup memikat hati sebagian besar penonton karena alur cerita haru ditambah dengan chemistry para pemainnya turut menghanyutkan penonton serta mengajarkan untuk lebih menghargai kehidupan, terus membuat kenangan bersama orang yang dikasihi sebelum semuanya terlambat dan menyisakan sesal. Akan banyak makna yang dapat diambil dari awal hingga akhir melalui berbagai cerita tentang bagaimana satu kisah dapat merubah seseorang.

Setiap karakter digambarkan dengan masalah dan traumanya masing-masing, termasuk Geu Ru dan Sang Gu yang menyimpan rahasia pelik mengejutkan mengenai latar belakang hidup mereka. Pada bagian akhir, Geu Ru diperlihatkan siap melepas kepergian sang ayah dan Sang Gu menyesal karena telah membenci kakaknya, kemudian mulai berdamai dengan masa lalu. Kendati tidak melulu menampilkan kisah pilu, Move to Heaven cukup menguras emosi dan air mata para penontonnya. Kejadian yang 'sangat dekat' atau relate-able dengan penonton, tak jarang menjadikan beberapa peristiwa mengundang tangis bagi siapa saja yang melihatnya.

"Saat dilihat dengan seksama, mendiang akan menceritakan kita sebuah kisah" - Han Geu Ru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun