Mohon tunggu...
Regina Nadira
Regina Nadira Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

mahasiswa 18 tahun yang sedang menempuh pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengasah Hati dan Pikiran saat #DiRumahAja

20 November 2020   21:27 Diperbarui: 21 November 2020   09:12 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

            Tak terasa, penghujung tahun 2020 sudah ada di depan mata. Beberapa orang mungkin telah melakukan aktivitasnya secara normal tanpa menghiraukan virus Covid-19 yang hingga kini kasusnya di Indonesia masih terus meningkat. Akan tetapi, ada juga mereka yang  tetap memilih untuk menunggu kondisi menjadi lebih baik dan stabil sambil tetap berdiam di rumah masing-masing. Pertanyaannya adalah, apakah rumah yang sekarang ditinggali merupakan lingkungan yang nyaman atau malah tempat yang menggerogoti keutuhan jiwa?

            Tidak dapat dipungkiri, mungkin mulai tercipta rasa bosan, jenuh, dan penat dengan keadaan yang sekarang. Mungkin juga ada yang merasa privasinya terganggu. Bila di awal masa karantina ada rasa kebersamaan yang lebih dalam antaranggota keluarga, mungkin kini mulai terjadi rasa malas dan pertengkaran kecil antara satu sama lain. Semua orang tentu mendambakan kontak fisik dengan teman, sanak keluarga, guru, atau bahkan sekadar menghindari suasana di rumah.

            Satu hal yang saya dapat selama bersekolah di bawah naungan Suster Francesco adalah kebiasaan bermeditasi. Kegiatan tersebut bukan sekadar semedi yang ditemani iringan suara air terjun dan burung pipit, melainkan kegiatan yang mampu menenangkan hati dan pikiran orang yang melakukannya. Suster Francesco---sosok yang mengajarkan teknik ini---menyebut kegiatan ini dengan latihan pernapasan karena memang hanya perlu duduk tenang dengan mata terpejam dan tangan menghadap ke atas di pangkuan sambil terus bernapas dengan ritme yang panjang dan teratur. Bila fokus yang dimiliki itu diarahkan kepada irama napas yang sedang dilakukan, hanya dalam waktu lima menit akan didapat ketenangan yang didambakan itu. Cukup dengan meluangkan lima menit dari 24 jam yang dimiliki, pikiran-pikiran yang tadinya semrawut perlahan akan lebih tersusun dan boleh jadi ada solusi yang didapatkan di akhir sesi latihan pernapasan yang telah dilakukan.

            Setiap ada masalah atau kondisi yang terasa menyesakkan, latihan pernapasan ini ampuh dalam mengusir rasa kekhawatiran yang ada dalam diri. Secara pribadi, saya menjadi lebih sering mempraktikkan latihan pernapasan ini selama pandemi setiap rasa suntuk dan lelah itu muncul. Saya juga semakin mengenali diri saya sendiri serta akhirnya menguji kemampuan diri dalam duduk diam dan melepas segala keterikatan duniawi.

Penulis merupakan mahasiswa semester satu dari FKM Universitas Airlangga

Sumber: berdasarkan penuturan langsung dari Suster Francesco saat mengikuti kegiatan retret dan prakaderisasi dari sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun