Mohon tunggu...
REGA PERMANA
REGA PERMANA Mohon Tunggu... Dosen - regapermana

Inspired by Nature

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tsunami Early Warning System (TEWS)

21 Januari 2021   13:08 Diperbarui: 21 Januari 2021   13:13 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Skema Cara Kerja DART System Sumber: NOAA

Tsunami berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jepang yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Secara sederhana dapat diartikan sebagai gelombang yang terjadi di pelabuhan atau harbor wave. Bila didefinisikan lagi lebih jelas, Tsunami merupakan gelombang besar yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik ataupun aktivitas gunung vulkanik. Panjang gelombang tsunami bisa mencapai 200 km dengan kecepatan mencapai 700 km/jam dan tinggi gelombang puluhan meter.

Tsunami terjadi saat pusat gempa berada di laut dengan kedalaman yang dangkal dan dengan pola sesar naik atau turun. Kekuatan minimal untuk menimbulkan sebuah tsunami adalah 6.5 SR. Saat gempa berlangsung dengan sesar naik atau turun, akan timbul patahan yang menyebabkan air laut surut selama beberapa saat. Dalam hitungan menit, sekitar 10-30 menit, air laut akan bergerak lagi dengan energy yang sangat besar dan kecepatan besar juga.

Air yang surut secara tiba -- tiba ini tak jarang menarik perhatian masyarakat awam. Karena saat air surut banyak ikan yang terdampar dan tentunya menguntungkan. Mereka tidak menyadari bahwa dalam hitungan menit gelombang tsunami akan menyapu bersih daerah pesisir itu. Seperti yang terjadi pada tahun 2004 di Aceh. Karena kurangnya penyuluhan akan bahaya tsunami dan tata cara pelaksanaan evakuasi diri saat tsunami terjadi, korban yang kehilangan nyawa mencapai ratusan ribu.

Tsunami Aceh tahun 2004 tersebut merupakan tsunami terbesar yang terjadi sepanjang 40 tahun terakhir dan juga awal mula berkembangnya tsunami warning system yang lebih canggih dan efektif di berbagai Negara. Berbagai lembaga dan instansi dari banyak Negara mengembangkan beragam inovasi mengenai Tsunami Warning System, salah satunya adalah System Buoy atau Tsunami Buoy.

System peringatan akan tsunami secara sederhana pertama kali dicoba di Hawaii pada tahun 1920. Lalu system yang lebih canggih mulai dikembangkan pada tahun 1946 setelah terjadi gempa di kepulauan Aleutian dan juga setelah gempa bumi Valdivia tahun 1960 di Hawaii yang menyebakan kerusakan yang parah. Pada tahun 1995 National Oceanic and Atmospheric Administration atau yang disingkat NOAA mulai mengembangkan system deep ocean Assessment and reporting of Tsunami atau DART. System ini menyebar beberapa stasiun di bentangan samudera pasifik yang memberikan informasi mengenai tsunami saat gelombangnya belum mencapai pantai. Setiap stasiun terdiri dari perekam tekanan dasar laut dan pelampung atau buoy yang berfungsi mengirimkan data informasi ke satellite. Perekam tekanan dasar laut ini bisa bertahan sampai dua tahun sementara untuk buoy hanya bertahan sampai satu tahun sehingga tiap tahun ada pergantian. Secara sederhana skema cara kerja DART System ini ditunjukan oleh gambar 1.

Di Indonesia pengembangan alat deteksi tsunami berkembang setelah tsunami Aceh tahun 2004. Salah satu system yang ada adalah Tsunami Early Warning System atau TEWS. TEWS ini mendeteksi tsunami lalu memberi peringatan langsung pada masyarakat melalui sirine yang berbunyi. System ini pada dasarnya terdiri dari dua bagian fundamental dalam pengoperasiannya. Pertama adalah jaringan sensor yang mana mendeteksi keberadaan tsunami dan kedua adalah infrastruktur jaringan komunikasi untuk pemberitahuan bahaya tsunami kepada masyarakat yang terancam.

Pada dasarnya TEWS sama saja seperti DART. Terdiri dari pelampung dan alat yang berada didasar. Secara keseluruhan TEWS terdiri dari berbagai macam instrument kelautan yang masing -- masing bekerja sesuai fungsinya. Instrument tersebut antara lain Tide gauge, seismometer, tsunameter, acceloremeter, buoy, GPS dan tsunami database.

Gambar 2. Tsunami Buoy Sumber: NOAA
Gambar 2. Tsunami Buoy Sumber: NOAA
Antara buoy dan tsunameter yang berada didasar, berhubungan dengan menggunakan underwater acoustic modem. Saat terjadi gempa di dasar laut tsunameter akan bekerja dan mencatat kekuatan gempa tersebut. Lalu akan dikirim melalui sinyal akustik lewat modem tersebut. Setelah buoy menerima data dari tsunameter, data tersebut akan dikirim langsung ke satelit lalu diteruskan ke Tsunami Warning Center dan dianalisis apakah gempa berpotensi tsunami atau tidak. Jika gempa berpotensi menimbulkan tsunami, maka akan langsung dilakukan peringatan melalui sirine yang berbunyi disekitar kawasan yang terancam.

Di Indonesia ada beberapa Tsunami Early Warning System yang beroperasi. Ada yang dari sumbangan pemerintag german yaitu German-Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS) dan InaTEWS yaitu produk gabungan dari beberapa instansi di tanah air seperti BPPT, BMKG, Bakosurtanal dan lainnya.

Hal lain yang paling penting dalam Tsunami Warning System selain system pendeteksian tsunami itu sendiri adalah system penyebaran informasi yang haruslah cepat dan tepat. Semua system pendeteksian itu akan sia -- sia jika proses penyebaran informasi pada masyarakat yang terancam berjalan lambat. Oleh Karena itu dibutuhkan jaringan koordinasi yang sangat kuat antara lembaga yang berwenang, dalam hal ini BMKG, dengan pemerintah daerah. Jaringan Komunikasi disini sangat penting, karena terlambat beberapa menit saja bisa berakibat fatal. 

Informasi bisa disebar melalui siaran televesi, telephone genggam, fax, radio, internet dan lain -- lain agar lebih cepat sampai ke masyarakat. Walaupun perangkat TEWS ini dilengkapi sirine yang berbunyi, namun kerap kali sirine itu tidak berfungsi sehingga tidak begitu efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun