Mohon tunggu...
Don Regano
Don Regano Mohon Tunggu... -

Pencinta karya jurnalistik |\r\nwww.regadhiprana.wordpress.com |\r\nTwitter & Instagram: @regadhiprana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dipukul Menteri Gara-gara Kucing Kawin

18 Maret 2012   10:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:53 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13320651161064056829

SUSANTO (30) terdiam menatap lantai garasi luar majikannya yang basah oleh hujan yang mengguyur Jakarta sejak pagi. Sesekali dia menghisap rokok kretek yang sudah habis setengahnya. Dia sedikit ragu untuk menceritakan peristiwa nahas yang menimpanya pada pertengahan 2010 lalu. Setelah dibujuk, akhirnya dia pun menceritakan kejadian saat Anto, panggilan akrabnya, masih bekerja sebagai pramuwisma di rumah dinas Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Darwin Zahedi Saleh. Malam itu, sekitar pukul 12 dini hari, sang majikan memintanya untuk melerai  dua ekor kucing kampung yang sedang dalam puncak birahi. Rupanya kucing milik Ulma, anak perempuan Darwin sedang bercumbu mesra dengan kucing yang biasa beredar di sekitar rumah Darwin. Entah bagaimana kucing tanpa pemilik itu bisa masuk ke dalam kediaman Darwin  yang terletak di Jalan Widya Chandra No. 15, Jakarta. Yang pasti, suara gaduh kucing kawin sangat mengusik ketenangan mantan dosen Universitas Indonesia itu. Darwin pun lantas menyuruh Anto menangkap kucing liar tersebut. Ternyata persoalan memisahkan kucing kawin bukanlah hal yang mudah dilakukan, apalagi menangkap kucing yang biasa hidup di jalanan. Anto pun membagi tugas dengan Fatimah, seorang pramuwisma lainnya. Anto menangkap kucing jalanan, sementara Fatimah mengamankan kucing coklat milik majikan mereka. Proses penangkapan itu cukup alot. “Susah sekali, Mas. Kucing itu lompat sana, lari kesini. Cakar sana, gigit sini. Saya juga kena cakaran dan gigitannya,” ujarnya  saat ditemui di rumah dinas salah satu pegawai Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/2/2011). Setelah sekitar 10 menit berjibaku, akhirnya kucing liar itu tertangkap juga karena terjebak di bawah sofa ruang tamu. Setelah melepaskannya ke luar rumah, Anto kembali ke halaman belakang rumah itu untuk membereskan rumah yang berantakan gara-gara ulah kucing kawin. Tak berapa lama kemudian, Darwin keluar menuju halaman rumahnya untuk menemui Anto. Wajahnya tegang. Dia tampak marah besar. Dengan nada tinggi, dia memanggil pembantunya. “Kesini kamu!” teriak Darwin, seperti ditirukan Anto. Anto lantas menghampiri bos-nya. Tiba-tiba, “Plak!” Pipi kiri Anto mendapat tamparan keras dari Darwin. Mendapat pukulan tak terduga, Anto mundur dua langkah kebelakang. “Kesini! Jangan lari kamu! Saya tendang nanti!” bentak Darwin dengan muka semakin merah. Anto pun kembali mendekat. Pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu pasrah jika majikannya menghadiahkan tendangan seperti yang diucapkan. Untungnya tendangan itu tidak terjadi. Namun, “Saya diomelin panjang lebar. Tangan Pak Menteri sudah siap-siap mau menampar lagi, tapi tidak jadi,” ujarnya. Setelah kejadian tersebut, Anto tidak bisa tidur hingga Adzan Subuh berkumandang. Bapak satu orang putra itu lantas mengambil air wudhu. Usai meminta petunjuk-Nya, dia mengambil keputusan; kabur dari rumah tersebut dan pergi ke tempat kerja istrinya, Imronah, yang menjadi pramuwisma di rumah dinas Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, tak jauh dari kediaman Darwin. “Bapak (Darwin) sempat mencari saya pagi itu karena lampu-lampu rumah belum dimatikan pada pagi hari. Setelah tahu saya kabur, dia menyuruh ajudannya untuk mencari saya. Ajudannya meminta saya untuk kembali ke rumah, tapi saya tidak mau,” ujarnya sambil menatap hujan yang mulai mereda. Berkali-kali ajudan Darwin memintanya untuk kembali ke rumah. Sore harinya, Anto pun datang menemui majikannya untuk menyelesaikan permasalahan sekaligus mengajukan permohonan mengundurkan diri kepada ESDM 1. Pada pertemuan itu, kata Anto, Darwin meminta maaf atas perilakunya dan mengabulkan permintaannya. “Setelah keluar, saya menjenguk anak saya di Pekalongan (Jawa Tengah). Istri saya berasal dari sana. Anak saya sekarang berumur 6 tahun, tapi belum masuk TK (taman kanak-kanak),” ujar pria dengan tinggi 150 cm dan berat 39 kg itu, tersenyum. Traumakah Anto dengan kejadian itu? Dia kembali memamerkan giginya. “Sudahlah, Mas. Itu kan kejadian lama. Lagipula Pak Menteri sudah minta maaf. Istri saya yang khawatir kalau ini diberitakan. Waktu kejadian itu saja, istri saya menangis,” pungkasnya. Ditemui di Hotel Kartika Chandra seminggu kemudian, Darwin sedikit emosi saat ditanyakan perihal Anto. Sambil menuju mobil dinasnya yang terparkir persis di depan lobby  hotel, mantan dosen ekonomi Universitas Indonesia itu mengacungkan jarinya, menunjuk ke saya. “Hati-hati!” ujarnya.  “Saya tidak mau ngeladenin yang fitnah-fitnah!” (REG) *Cerita ini pernah saya tulis untuk sebuah harian yang beredar di Jakarta. Namun, tidak pernah ditayangkan* http://regadhiprana.wordpress.com/2012/03/17/dipukul-menteri-gara-gara-kucing-kawin/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun