Mohon tunggu...
REFLUSMEN R
REFLUSMEN R Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Merindukan Indonesia Makmur

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Investasi Saham "Jangan Letakan Telor dalam Satu Keranjang"

23 Januari 2018   13:09 Diperbarui: 23 Januari 2018   13:17 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagaimana dimaklumi bahwa Saham adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan Dividen dan Gain.

Sesuai persamaan Akuntasi yaitu Asset sama dengan Hutang ditambah Ekuitas (Asset = Hutang + Ekuitas) dimana Saham adalah merupakan bagian dari Ekuitas. Jika dirinci lebih lanjut yang merupakan komponen Ekuitas adalah Saham atau Modal, Selisih Penilaian Kembali Aktiva, Laba ditahan dan Agio Saham.

Selisih Penilaian Kembali Aktiva, Laba ditahan dan Agio Saham merupakan milik pemegang saham, dengan kata lain bahwa komponen tersebut merupakan faktor yang akan menentukan turun naiknya harga saham.

Dari ketiga komponen tersebut, Laba adalah merupakan komponen terbesar yang menentukan harga saham karena Laba akan tercipta dari waktu ke waktu. Sedangkan Selisih Penilaian Kembali Aktiva dan Agio Saham sifatnya insidentil.

Untuk mengetahui berapa besar Laba perusahaan sebelumnya (kinerja perusahaan) kita bisa mengetahui dari Laporan Keuangan Perusahaan dimaksud. Untuk perusahaan yang telah melantai di Bursa, Laporan Keuangan bisa diakses melalui Google dengan kata kunci "Laporan Keuangan X periode Y.

Saham yang akan dibeli adalah Saham Perusahaan yang menciptakan Laba secara konsisten dan Laba yang terus naik dari waktu ke waktu.

Setelah mengetahui beberapa perusahaan yang menciptakan Laba secara konsisten, Saham perusahaan mana yang akan dipilih untuk dibeli ?.

Sebetulnya, kita sudah dipandu untuk membeli Saham perusahaan yang telah dikelompokan sebagai Saham unggulan yang disebut Saham LQ 45. Saham LQ 45 adalah saham 45 Perusahaan dengan kinerja terbaik dari 563 perusahaan yang melantai di Bursa.

Walaupun telah dikelompokan sebagai Saham Unggulan, ternyata Saham LQ 45 harganya tidak selalu naik. Tahun 2017 sebanyak 27 Perusahaan (60%) Saham LQ 45 harganya turun cukup significant. Ada yang turun sampai minus 50% karena Kinerja perusahaan ini menurun dibanding tahun sebelumnya sesuai kondisi perekonomian. Sebagai contoh adalah saham BUMN Karya-karya (Wijaya Karya, Adhi Karya, Waskita Karya dan Pembangunan Perumahan).

BUMN Karya-karya ini kinerjanya menurun karena antara lain tidak focus pada bisnis utamanya. Mereka juga merambah sektor Property, bersaing dengan Perusahaan Property Swasta yang lebih dulu exis. Disamping itu, kondisi ekonomi tahun 2017 menurun sehingga masyarakat tidak cukup dana untuk membeli Property.

Hal lain, yang membuat BUMN Karya-karya ini kinerjanya menurun karena terlalu banyak Investasi yang keuntungannya baru diperoleh dalam jangka panjang seperti Investasi pada : Jalan Tol, LRT dan lain-lain sesuai penugasan oleh Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun