Mohon tunggu...
Refer Iqbal Tawakkal
Refer Iqbal Tawakkal Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel Ilmiah

Mahasiswa Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Studi Pengembangan Potensi Ekowisata pada Kawasan Konservasi Pesisir Gunung Anyar, Surabaya

31 Mei 2020   21:41 Diperbarui: 31 Mei 2020   21:45 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ABSTRAK

            Kawasan pesisir merupakan daerah yang berada diantara zona daratan dan lautan. Kawasan konservasi hutan mangrove memiliki berbagai peran dalam berbagai aspek, seperti aspek ekologi, ekonomi, sosial-budaya, dan pendidikan. Mangrove merukapan vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Ekosistem mangrove merupakan yang spesifik yang dapat dijumpai pada pantai, dan di sepanjang delta dan estuaria yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan. Ekowisata mangrove Gunung Anyar berpotensi untuk dikembangkan. Ekowisata mangrove Gunung Anyar sendiri keindahan alam yang berbeda dibandingkan dengan ekowisata-ekowisata yang ada di Kota Surabaya yaitu dengan adanya hamparan laut yang menenangkan sebagai tempat memancing, serta penghijauan dengan pohon mangrove sehingga menciptakan suasana nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Kelurahan Gunung Anyar Tambak merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya yang terdapat objek wisata yang di beri nama Wisata Anyar Mangrove (WAM). Objek wisata WAM memiliki potensi alam berupa pemandangan yang indah dan alami, berbagai jenis fauna dan flora seperti burung-burung dan hutan mangrove. Arahan kebijakan yang dirumuskan menunjukan bahwa konsep pengembangan potensi wisata WAM agar meningkatkan daya tarik wisata, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat setempat, meningkatkan kualitas hutan mangrove sehingga tetap terjaga, selain berwisata, bisa menjadi tempat pendidikan/penelitian. Dengan dukungan dari pemerintah dan peran serta masyarakat setempat. Karakter Objek Wisata Anyar Mangrove (WAM) termasuk dalam jenis wisata lokal yang memiliki potensi alam yang indah dan alami, pemandangan yang indah, dan terdapat berbagai jenis fauna dan flora. Dengan berbagai potensi tersebut, kawasan konservasi pesisir Gunung Anyar perlu dikembangkan baik secara ekowisata maupun aspek konservasinya.

Kata kunci: Ekowisata, Gunung Anyar, Konservasi, Mangrove, dan Potensi.

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Hutan mangrove terus menerus terendam air dengan sedimen pasir berlumpur. Ekosistem mangrove merupakan yang spesifik yang dapat dijumpai pada pantai, dan di sepanjang delta dan estuaria yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan (Majid, dkk, 2016).

Ekosistem memiliki peranan ekologi, sosial-ekonomi, dan sosial budaya yang sangat penting, seperti menjaga stabilitas pantai dari abrasi, sumber ikan, udang dan keanekaragaman hayati lainnya, sumber kayu bakar dan kayu bangunan, serta memiliki fungsi konservasi, pendidikan, ekoturisme dan identitas budaya (Setyawan, 2006). Manfaat ekosistem mangrove yang berhubungan dengan fungsi fisik adalah sebagai mitigasi bencana seperti peredam gelombang dan angin badai bagi daerah yang ada di belakangnya, pelindung pantai dari abrasi, gelombang air pasang (rob), tsunami, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan, pencegah intrusi air laut ke daratan, serta dapat menjadi penetralisir pencemaran perairan pada batas tertentu (Lasibani dan Eni, 2009). Manfaat lain dari ekosistem mangrove ini adalah sebagai obyek daya tarik wisata alam dan atraksi ekowisata (Sudiarta, 2006; Wiharyanto dan Laga, 2010) dan sebagai sumber tanaman obat (Supriyanto dkk, 2014). Ekosistem mangrove berfungsi sebagai habitat berbagai jenis satwa. Ekosistem mangrove berperan penting dalam pengembangan perikanan pantai (Heriyanto dan Subiandono, 2012); karena merupakan tempat berkembang biak, memijah, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting, dan udang (Kariada dan Andin, 2014; Djohan, 2007). Jenis plankton di perairan mangrove lebih banyak dibandingkan di perairan terbuka (Qiptiyah, dkk, 2008). Hutan mangrove menyediakan perlindungan dan makanan berupa bahan organik ke dalam rantai makan (Hogarth, 2001). Bagian kanopi mangrove pun merupakan habitat untuk berbagai jenis hewan darat, seperti monyet, serangga, burung, dan kelelawar (Supriharyono, 2009).

Ekowisata mangrove Gunung Anyar berpotensi untuk dikembangkan. Ekowisata mangrove Gunung Anyar sendiri keindahan alam yang berbeda dibandingkan dengan ekowisataekowisata yang ada di Kota Surabaya yaitu dengan adanya hamparan laut yang menenangkan sebagai tempat memancing, serta penghijauan dengan pohon mangrove sehingga menciptakan suasana nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Dalam pengembangan kawasan ekowisata mangrove Gunung Anyar Surabaya harus sesuai dengan fungsi ekologinya bagi Kota Surabaya, yaitu sebagai kawasan konservasi untuk melindungi Kota Surabaya dari banjir dan sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati ekosistem mangrove yang merupakan habitat beragam satwa dan penyumbang hara bagi perairan pantai terdekat. Lahan basah dikawasan itu berupa daerah pertambakan, atau kombinasi tambak dan vegetasi mangrove (Soegianto, 2007).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun