Mohon tunggu...
Redho wansah
Redho wansah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Ig:redhowansyah_ft

Leo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Tengah Covid-19

7 Oktober 2020   20:23 Diperbarui: 31 Januari 2021   10:14 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, penyebaran virus corona yang semakin hari semakin meningkat.

Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19. Dari semua aspek yang menjadi tantangan, saya lebih terfokus pada aspek pendidikan. 

Pendemi Covid-19 memaksa kebijakan physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk menimalisir persebaran Covid-19. Penerapan physical distancing sangat berdampak pada aspek pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah, pembelajaran daring/online Namun mekanisme yang berlaku secara tiba-tiba ini, justru tidak jarang membuat pendidik,siswa,bahkan orangtua kaget.

Akibatnya siswa banyak yang kecewa dengan kebijakan ini, Tapi tidak bisa dipungkiri kebijakan ini harus diterima karena kebijakan ini diupayakan untuk memutus mata rantai Covid-19 ditengah masyarakat. Metode pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi yang diterapkan pemerintah dianggap sebagai tantangan tersendiri. 

Pembelajaran secara online harusnya mendotong siswa mrnjadi kreatif, mengakses sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya.bukan membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini,  diantaranya:

1. Penguasaan teknologi yang masih rendah, harus diakui tidak semua guru menguasai teknologi  terutama guru generasi 80-an yang pada masa itu mereka penggunaan teknologi belum begitu tampak. keadaan hampir sama juga yang dialami para siswa, tidak semua siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Bahkan masih banyak sekolah yang memiliki keterbatasan teknologi sehingga mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran dan bahkan mereka tidak dikenalkan teknologi dalam pembelajaran. 

2. Jaringan internet, pembelajaran online tidak lepas dari penggunaan jaringan internet, penggunaan jaringan seluler terkadang-kadang tidak stabil karena letak tempat tinggal yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.

3. Biaya, jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah Tersendiri. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internat menjadi melonjak. 

Kita bisa melihat kesenjangan ini dengan melihat perbedaan kecepatan internet diberbagai daerah. Orang-orang pusat kota sering menikmati internet yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah yang kurang berkembang. 

Kondisi ini tidak hanya berdampak pada siswa SD, SMP dan SMA saja tapi juga berdampak pada perguruan tinggi. Mahasiswa, khususnya yang merantau, akan berada dalam kondisi kerentanan baik secara sosial maupun ekonomi. 

Mahasiswa perantau yang keluar dari daerah asalnya untuk menuntut ilmu jumlahnya terbilang besar. Kebijakan pembelajaran sistem daring yang kini diterapkan sebenarnya membuka peluang bagi mahasiswa belajar dari manapun, Salah satunya dari rumah. 

Pembelajaran daring hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan mahasiswa untuk pulang kampung halaman mereka masing-masing dalam waktu yang cukup panjang. 

Sayangnya tidak semua mahasiswa bisa pulang kampung, berbagai hal menjadi alasan bagi mahasiswa untuk tetap tinggal di daerah rantau tempat mereka menuntut ilmu. 

Alasan pertama, pembatasan di daerah asal mereka, kebijakan tiap-tiap daerah untuk melakukan lockdown lokal menjadi hambatan bagi mahasiswa. Apalagi bagi mereka yang kuliah di daerah zona merah, peraturan ketat akan diterapkan bagi warganya yang datang dari zona merah tersebut. Misalnya dari jakarta. 

Alasan kedua, bagi mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok, boleh jadi keterbatasan kualitas jaringan internet membuat mereka berpikir ulang untuk kembali ke kampung halamannya. 

Semua ini adalah cara tuhan dalam menjalankan roda kehidupan di dunia ini,  semoga kita semua bisa semakin lebih baik menjalani kehidupan di akhir zaman. Aamiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun