Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Cara Menjadi Orangtua yang Lebih Baik

12 Juni 2021   22:18 Diperbarui: 12 Juni 2021   22:36 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua dan anak (mybaby.co.id)

Sebagai seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) salah satu kegiatan yang rutin saya lakukan adalah mengadakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Pertemuan ini bertujuan membekali ibu -- ibu dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dengan pengetahuan dan keterampilan yang mampu mengubah pola pikir mereka agar cepat keluar dari masalah kemiskinan.  Ada 5 modul yang mereka pelajari yakni Pengasuhan dan Pendidikan Anak, Mengelola Keuangan Rumah Tangga, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Perlindungan Anak serta Pelayanan bagi Lanjut Usia dan Penyandang Disabilitas.

Dalam modul tentang Pengasuhan dan Pendidikan Anak saya menemukan 6 cara menjadi orang tua yang lebih baik. 6 cara ini saya kira sangat bagus jika benar -- benar diterapkan dalam keluarga kita terutama keluarga -- keluarga di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang cenderung mendidik anak dengan kekerasan dan cenderung pula menyerahkan tanggung jawab mengasuh anak -- anak kepada ibu -- ibu saja. Mengapa? Karena 6 cara ini menuntut setiap orang tua untuk mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan menuntut kerja sama ayah dan ibu dalam mengasuh anak - anak. Nah, bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik? Mari kita ikuti penjelasannya satu per satu.

1. Mengingat Hal -- Hal Membahagiakan Yang Dirasakan Sebagai Orang Tua

Dalam mengasuh dan mendidik anak, kadang -- kadang membuat kita merasa jenuh dan capek apalagi jika mengalami masalah ekonomi serta anak -- anak sering melawan dan tidak menghiraukan apa yang kita sampaikan. Ketika menghadapi situasi seperti ini banyak orang tua biasanya terjebak pada tindakan -- tindakan yang salah dan bahkan melakukan kekerasan pada anak sebagai upaya mendisiplinkan mereka. Hal ini tentu sangat tidak dianjurkan karena akan memberikan dampak buruk pada anak baik pada fisik maupun mentalnya.

Berhadapan dengan situasi seperti ini cara pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah mengingat hal -- hal membahagiakan yang dirasakan sebagai orang tua. Cara ini dapat membantu kita sebagai orang tua untuk menahan diri, bersabar dan mampu mengambil tindakan yang tepat sekalipun kita sementara dikungkung oleh masalah. Dengan cara ini juga orang tua bisa bernostalgia ke masa -- masa di mana anak -- anak begitu diimpikan, didambakan bahkan kelahiran mereka dianggap sebagai kebahagiaan terbesar bagi keluarga sehingga pada akhirnya dapat memperkuat kasih sayang orang tua pada anak -- anak.

2. Sejalan antara Perkataan dan Perbuatan

Anak adalah peniru yang ulung. Ia bahkan telah mulai meniru sejak lahir dari meniru ekspresi wajah kita. Ketika kita tersenyum, anak ikut tersenyum. Ketika kita menjulurkan lidah ia pun akan melakukan hal yang sama. Begitu pun saat kita menangis dan berbicara.  Hal ini terjadi karena anak sementara dalam proses belajar. Seluruh indra mereka sedang aktif -- aktifnya dan berusaha menangkap informasi sebanyak mungkin. Setiap saat, mata anak selalu mengamati, telinga menyimak dan pikirannya menyimak apa pun yang kita lakukan. Karena itu jangan heran jika anak -- anak kita tumbuh menjadi sosok yang sangat mirip dengan kita.

Atas dasar pemikiran itu cara kedua yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah sejalan perkataan dan perbuatan. Artinya bahwa ketika orang tua mengatakan A, orang tua juga harus berbuat A. karena orang tua adalah role model bagi anak maka sangat penting untuk konsisten dalam bertutur kata dan bertindak. Orang tua yang tidak sejalan perkataan dan perbuatannya cenderung membuat anak kebingungan lebih percaya pada hasil pengamatan sendiri. Misalnya kita mengajarkan kepada anak "jangan berbohong" tetapi pada kesempatan berbeda kita membohongi orang lain di hadapan mereka, maka anak akan cenderung berbohong karena ia mengamati apa yang kita lakukan.

3. Memiliki Konsep Diri Yang Positif

Dalam mengasuh dan mendidik anak salah satu elemen yang penting adalah orang tua harus sejahtera secara mental. Kesejahteraan mental orang tua sangat menentukan keberhasilan orang tua saat mengasuh dan mendidik anak -- anaknya. Orang tua yang bahagia misalnya, cenderung berperilaku baik kepada anak -- anaknya dibandingkan orang tua yang stress dan sering mabuk -- mabukan.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan mental orang tua adalah keadaan ekonomi rumah tangga. Banyak orang tua dari keluarga -- keluarga berekonomi rendah beranggapan bahwa mereka tidak dapat menjadi orang tua yang baik karena kekurangan materi yang bisa diberikan kepada anak -- anaknya. Mereka lupa bahwa yang paling dibutuhkan anak -- anak bukanlah materi melainkan kasih sayang. Uang dan materi tidak dapat menggantikan kasih sayang yang dimiliki oleh orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun