Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masihkah Tenaga Kesehatan Menjadi Garda Terdepan Melawan Covid-19?

17 Maret 2021   23:47 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:55 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 (Suara.com)

Pada awal Covid - 19 menginvasi Indonesia di mana - mana bergaung "Tenaga Kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan melawan covid-19". Lalu banjir dukungan pun diberikan kepada mereka melalui berbagai platform media baik berupa ucapan pemberi semangat, poster maupun meme yang menggambarkan mereka sebagai superhero penumpas Virus Corona. Karena saat itu memang harapan seluruh masyarakat ditaruh pada pundak mereka.

Atas apresiasi dan dukungan masyarakat itu para nakes berjuang sungguh - sungguh. Mereka rela mengesampingkan rasa takut dan kecemasan yang menghantui mereka serta rela meninggalkan keluarga tercintanya. Mereka pun tak kenal lelah bekerja melampaui batas dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pasien demi mencegah meluasnya penyebaran covid-19.

Selama bekerja melawan covid - 19 banyak nakes akhirnya harus gugur. Tim mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan data tenaga kesehatan yang wafat akibat Covid-19 sepanjang pandemi di Indonesia berlangsung mulai Maret 2020 hingga pertengahan Januari 2021, telah mencapai total 647 orang. Para nakes yang wafat itu terdiri dari 289 dokter (16 guru besar), 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, 15 tenaga laboratorium medik.

Namun di tengah perjuangan mereka melawan covid-19, muncul isu - isu miring yang berupaya mengerdilkan kerja mereka. Salah satunya adalah isu rumah sakit mengcovidkan pasien meninggal dunia. Orang - orang yang menyebarkan isu menilai bahwa pasien meninggal dunia non covid-19 sengaja dicovidkan rumah sakit supaya mendapatkan dana Covid-19 dari pemerintah.

Isu ini sempat menjadi trending topik di media sosial dan menggerus kepercayaan masyarakat pada nakes. Bahkan di beberapa daerah di tanah air, vonis Covid-19 oleh dokter kepada pasien dianggap sebagai manipulasi. Keluarga menuntut pasien meninggal dibawa pulang dan dikuburkan secara normal laiknya orang meninggal pada umumnya.

Tak hanya berhenti di situ, ada pun yang berlagak sebagai jurnalis warga lalu melakukan sidak ke rumah - rumah sakit tertentu demi membuktikan asumsi mereka tentang isu pengcovidan pasien meninggal dunia. Nakes yang sedang bertugas dihujani kata - kata kotor, dinilai tidak becus bekerja dan mendapatkan tuduhan - tuduhan lainnya. Padahal saat itu nakes sudah bekerja sesuai protokol kesehatan.

Akibatnya, sekarang sebagian besar masyarakat mulai takut ke rumah sakit untuk berobat. Apalagi jika ada indikasi batuk pilek, sesak nafas dan gejala ISPA lainnya. Mereka sudah sangat yakin bahwa jika mereka ke rumah sakit pasti divonis covid-19.

Karena itu pada peringatan Hari Perawat Nasional ini, terlintas satu pertanyaan: Masihkah Nakes menjadi Garda Terdepan Melawan Covid-19? Jika masih, mari kita bersama - sama mendukung perjuangan mereka seperti pada awal - awal Covid-19 melanda negeri ini. Karena tanpa dukungan kita semangat perjuangan mereka pun pasti akan kendor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun