Mohon tunggu...
Ridwan Sefri
Ridwan Sefri Mohon Tunggu... wiraswasta -

Just Simple Thinking

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Saatnya Mengembalikan Kejayaan Bulutangkis Indonesia

20 Mei 2012   12:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Melihat keberangkatan tim Thomas dan Uber Indonesia ke Wuhan, cina kemarin, rasanya kita teringat pada catatan sejarah tahun 1958 silam, saat itu Ferry Sonnevil dkk berangkat sebagai sebuah tim yang tidak diunggulkan, masih dipandang sebelah mata oleh negara lain, bahkan masyarakat Indonesia saat itu belum begitu peduli, tetapi saat mereka pulang mereka adalah juara dunia beregu bulutangkis, mereka membawa kebanggaan, membangkitkan nasionalisme dan disambut oleh masyarakat bagai seorang pahlawan dari medan juang, bahkan Presiden Sukarno pun mengundang mereka ke istana merdeka.

Dalam ajang Thomas dan Uber cup 2012 yang telah dimulai hari ini, tim Indonesia bukanlah tim favorit juara, apalagi jika dibandingkan dengan china yang lebih “superior”, tetapi bagaimanapun tak ada yang tak mungkin, peluang itu masih tetap ada dengan perjuangan keras dan semangat pantang menyerah dari setiap pemain.

Walaupun tak diunggulkan, Indonesia mempunyai tradisi dan sejarah yang hebat dalam ajang ini, yaitu juara sebanyak 13 kali dengan 5 kali diantaranya berturut-turut (1994-2002), dengan track record tersebut pantaslah bila Indonesia disebut sebagai “kuda hitam” dan pastinya tim lain tak akan menganggap remeh.

Kekuatan tim Indonesia diisi oleh kombinasi pemain senior yang berpengalaman dengan pemain muda, ada Simon Santoso (peringkat 9), Taufik Hidayat (peringkat 12,) Tommy Sugiarto(peringkat 18), Hayom Rumbaka (peringkat 22) di sektor tunggal, sementara di sektor ganda ada M. Ahsan/Bona Septano (peringkat 6), Markis Kido/Hendra Setiawan (peringkat 9) dan ada Alvent Yulianto/Rian Agung saputro.

Dengan melihat pemain tim lain, maka lawan yang paling sulit adalah tunggal pertama dari malaysia dan China, dimana disitu ada Lee Chong Wei dan Lin Dan, jika mereka bermain dengan performa terbaik maka tak mungkin rasanya bagi Simon Santoso sebagai tunggal pertama Indonesia ataupun tunggal putra negara lain untuk mengalahkan mereka, karena saat ini kedua pemain tersebut adalah yang terbaik di dunia. Tetapi jika Indonesia bertemu dengan tim lain seperti Korea, Denmark atau Jepang maka peluang Simon adalah 50:50.

Yang paling menentukan saat ini adalah bagaimana strategi dari tim pelatih untuk menurunkan pemain yang sesuai, atau dengan kombinasi baru di sektor ganda untuk memberikan “kejutan” bagi tim lawan. Dengan posisi Taufik Hidayat sebagai tunggal kedua maka situasi ini lebih menguntungkan, Taufik akan melawan tunggal kedua yang kemungkinan adalah Chen Long(China), Daren Liew(malaysia), Wan Ho Shon(Korea), Jan O Jorgensen (Denmark), dengan kemampuan dan pengalaman taufik maka menurut saya Taufik masih unggul.

Di sektor ganda kita mempunyai kombinasi pemain muda yang penuh semangat dan pemain senior yang berpengalaman, ini menjadi keuntungan untuk menentukan strategi bagi tim, karena kemampuan mereka sama baiknya dan bisa mengganti pasangan untuk mengecoh musuh.

Apapun hasilnya nanti, jika para pemain telah berjuang keras dengan seluruh kemampuannya maka kita harus tetap bangga. Kita berharap tentunya kenangan sejarah tahun 1958 terulang kembali, Indonesia yang tidak diunggulkan pulang sebagai juara, tentunya itu bukanlah hal yang mustahil saat ini.

Terus berjuang tim Thomas Uber Cup Indonesia, Kami disini mendukungmu..!!!

"Ini Bulutangkis, dan ini Indonesia. Dimana impian dibawa ke dunia nyata" DD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun