Mohon tunggu...
Recia KurniaRachman
Recia KurniaRachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sosiologi UNJ

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Paradigma Dalam Teori Sosiologi Kontemporer

4 September 2022   23:17 Diperbarui: 6 September 2022   15:00 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
search : kompas.com

Pengertian Paradigma 

Istilah paradigma pertama kali digunakan oleh Thomas Samuel Kuhn dalam bukunya 'The Structure of Scientific Revolution' dan dipopulerkan oleh Robert Friendrichs dalam bukunya 'The Sociology of Sociology' pada tahun 1970 an. Menurut Kuhn, paradigma merupakan cara untuk mengetahui realita sosial yang di konstruksi oleh cara berpikir tertentu yang kemudian menghasilkan pengetahuan yang spesifik. Paradigma merupakan pandangan yang luas dari konsensus ilmu pengetahuan yang dapat membedakan antara ilmu satu dengan ilmu yang lainnya. Paradigma sosiologi merupakan cara pandang bagi para sosiolog dalam melihat suatu fenomena sosial. Beberapa hal yang menyebabkan perbedaan paradigma dalam bidang ilmu pengetahuan yaitu :

  • Perbedaan pandangan filsafat yang mendasari pemikirannya. Jadi setiap aliran filsafat memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Hal ini menjadi dasar pemikiran bagi para ilmuan dalam melihat fenomena sosial.
  • Konsekuensi dari pandangan filsafat yang berbeda akan menghasilkan sebuah teori. Teori yang dibangun oleh ilmuan didasari oleh pandangan filsafat yang mereka ikuti. Jadi setiap komunitas ilmuan dalam berbagai bidang memiliki cara  pandang yang berbeda dalam melihat fenomena sosial.
  • Metode yang digunakan untuk memahami dan menerangkan pokok bahasan setiap ilmu berbeda antara komunitas ilmuan satu dengan yang lain.

Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa adanya keberagaman paradigma merupakan akibat dari perkembangan pemikiran filsafat yang berbeda-beda yang dimana setiap aliran filsafat mempunyai cara pandang yang berbeda tentang hakikat kebenaran sesuatu. Walaupun demikian hal ini justru menjadi sesutuatu yang positif bagi ilmu pengetahuan  karena dengan banyaknya perbedaan cara pandang akan memperkaya/ memperluas ilmu pengetahuan itu sendiri. Adanya relasi dari berbagai paradigma, konseptual, dan teori akan menghasilkan dialektika ilmu pengetahuan.

Paradigma Sosiologi Menurut George Ritzer 

1. Paradigma Fakta Sosial oleh Emile Durkheim dalam bukunya 'The Role of Sociological Method' dan 'Suicide'.

Awal mula paradigma ini karena ketidaksetujuan Durkheim terhadap pemikiran Comte dan Spencer mengenai pokok pembahasan sosiologi yaitu dunia ide. Menurutnya dunia ide bukanlah objek kajian dalam sosiolgi karena hanya konsepsi pikiran dan bukanlah sesuatu yang dapat dipandang/ nyata. Durkheim membangun konsep fakta sosial, fakta sosial merupakan sesuatu yang nyata, bukan ide, berada diluar diri individu, dapat diamati/ dipahami melalui penyusunan data. Menurut paradigma ini tindakan individu dipengaruhi antara struktur sosial dan institusi sosial. Ada 2 fakta sosial yaitu fakta sosial materian dan fakta sosial non material. Teori pendukung paradigma fakta sosial yaitu :

  • Teori Fungsionalisme Struktural -- Tallcot Parson. Masyarakat merupakan satu kesatuan yang didalamnya terdapat bagian-bagian yang saling berfungsi dan berkaitan satu sama lain. Menurut Ritzer konsep utama teori ini yaitu fungsi, disfungsi, fungsi manifes, dan keseimbangan. Kelemahan teori ini yaitu bersifat tertutup pada perubahan sosial, menekankan social order, dan memperhankan status quo.
  • Teori Konflik -- Karl Marx. Masyarakat selalu berada dalam ketidakseimbangan/ konflik. Konsep utama teori ini adalah dominasi, paksaan, dan kekuasaan. Kelemahan teori ini yaitu menolak keseimbangan dalam masyarakat dan menekankan perubahan dalam konteks konflik

2. Paradigma Definisi Sosial oleh Max Weber dalam karyanya 'Social Action'

Individu dapat mendefinisikan situasi sosial. Tindakan individu dibentuk oleh struktur dan instirusi sosial. Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti subjektif dan diarahkan kepada orang lain. Menurut weber sosiologi merupakan ilmu yang berusaha memahami tindakan dan hubungan sosial. Hal ini disebut pendekatan sosiologi interpretatif. Teori pendukung paradigma definisi sosial :

  • Teori Aksi -- Emile Durkheim & Max Weber. Tindakan yang dilakukan individu didasarkan atas pengalaman, stuimulus, situasi, dan berkaitan dengan interaksi sosial. Macam-macam tindakan berdasarkan konsep rasionalitas yaitu tindakan rasional instrumental, rasinalitas berorientasi nilai, tindakan afektif, dan tindakan tradisional. Teori aksi ini memperhatikan kesadaran subjektifitas manusia. Jadi tindakan individu terjadi karena adanya kesadaran untuk bertindak disituasi tertentu dalam posisinya sebagai objek. Kelemahan teori ini terlalu fokus pada individu dan mengabaikan nilai kolektifitas.
  • Teori Interaksionisme Simbolik -- John Dewey & Cooley. Tindakan individu dalam berinteraksi memiliki makna/ simbol tertentu yang ingin disampaikan kepada orang lain. Prinsip dasar dari teori ini yaitu manusia mempunyai kemampuan berpikir yang terus berkembang, kemampuan berpikir ini dibentuk melalui interaksi sosial, dalam berinteraksi individu mempelajari makna/ simbol serta dapat memodifikasi makna tersebut berdasarkan situasi, individu menentukan tindakan yang akan dilakukan, dan menciptakan kelompok yang didasarkan pada simbol yang diciptakan. Kelemahan teori ini terlalu fokus pada interaksi sosial mikro.
  • Teori Fenomenologi - Alfred Schutz. Menurut teori ini tindakan individu dapat menjadi hubungan sosial jika individu memberikan makna terhadap tindakannya dan individu lain memahaminya. Individu juga dapat menciptakan dunia sosialnya sendiri dengan memberi arti terhadap tindakan tertentu.
  • Teori Etnometodologi -- H. Garfinkel. Teori ini mengungkap realitas kehidupan individu atau masyarakat. Pokok permasalahannya yaitu pada pertukaran komunikasi.

3. Paradigma Perilaku Sosial oleh B.F Skinner dalam bukunya ' Beyond Freedom and Dignity'

Paradigma ini berfokus pada hubungan antar individu dan hubungan individu dengan lingkungannya.Tindakan individu yang mempengaruhi struktur dan institusi sosial. Menurut Ritzer, Skinner mencoba menjelaskan prinsip psikologi behaviorisme ke dalam sosiologi. Menurut Skinner objek sosiologi harus yang bersifat konkret dan realistis seperti perilaku individu. Teori pendukungnya meliputi :

  • Teori Behavior -- George C Homans. Menurutnya individu dalam masyarakat tidak memiliki sifat yang diperolehnya dari lingkungan atau dengan kata lain dibentuk sendiri. Hubungan historis terjadi antar akibat tingkah laku misal tingkah laku di masa lalu mempengaruhi tingkah laku di masa sekarang.
  • Teori Pertukaran -- George C Homans. Menurutnya hubungan antar individu bertolak dari skema memberi dan mendapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Adapun proposisi dari teori ini yaitu semakin sering individu lekakukan hal yang menguntungkan maka semakin sering dilakukan, ketika mendapat respon yang positif maka kemungkinan besar individu akan melakukan hal yang sama, semakin tinggi apresiasi yang diberikan maka semakin sering individu melakukan tindakan tersebut, semakin sering mendapat ganjaran dalam waktu dekat maka semakin berkurang nilai ganjaran tersebut, dan apabila tindakan individu tidak mendapat respon yang diinginkan/ hukuman maka akan menimbulkan rasa kecewa.

Ketiga paradigma yang telah disebutkan memiliki nilai yang positif dan negatifnya oleh karena itu Ritzer mengajukan paradigma integratif  yang dimana paradigma ini merupakan paradigma gabungan dari paradigma fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial. Jadi tidak menganut salah satunya tetapi ketiganya.

Metode yang digunakan oleh masing-masing paradigma juga berbeda. Dalam paradigma fakta sosial menggunakan metode kuisioner dan interview, paradigma definisi sosial menggunakan metode observasi, sedangkan paradigma perilaku sosial dapat menggunakan ketiganya yaitu kuisioner, interview, dan observasi. Namun biasanya untuk paradigma perilaku sosial menggunakan metode eksperimen karena lebih bersifat individual dan psikologis. 

Paradigma Dalam Teori Sosiologi Kontemporer

  • Positivisme/ Empirisme

Paradigma ini merupakan adopsi dari ilmu alam (empiris) yang memandang sains sebagai pengetahuan tertinggi. Oleh karena itu metode sains harus diperluas terhadap ilmu sosial humaniora untuk dipakai sebagai kontrol atau memprediksi perilaku aktor/ individu.  

  • Interpretifisme/ Konstruktivisme

Paradigma ini merupakan cara pandang sosiologi untuk menafsirkan makna suatu tindakan sosial. Terdapat ontologi, epistemologi, dan motodologi.

  • Realisme Kritis/ Kritisisme

Menurut paradigma ini terdapat stuktur dasar dalam setiap fenomena. Realitas terbagi menjadi dua yaitu common sense dan realitas saintifik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun