Mohon tunggu...
Rembulan
Rembulan Mohon Tunggu... Teknisi - Blockchain

I am not

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Senior Mengajarkan Ketelitian dan Kedisiplinan

17 Februari 2012   03:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Perusahaan ada yang namanya Senior, mereka ini panutan, baik dan buruk mereka akan dicontoh oleh Junior.

Ketika saya baru masuk untuk magang di Jepang dulu, Senior saya saat itu ada dua yaitu orang indonesia dan jepang. Kesibukan dalam pekerjaaan, membuat mereka banyak mengajarkan cara kerja secara tidak langsung kepada saya.

Namanya, Sani, 22 tahun anak Indonesia, ketika saya baru datang, dia sudah 2 tahun bekerja di unit peleburan Aluminium di perusahaan. Dia mengajarkan sebuah Ketelitian.

Senior saya itu terbakar separuh badan akibat salah memasukan barang yang hendak di lebur ke dalam tungku pembakaran. Dia tidak sempat mengelak, ketika terjadi ledakan api.

senior saya memperlihatkan bekas luka bakarnya ke saya setelah kejadian itu dan membuat saya jadi berpikir kedepan untuk teliti dalam bekerja.

Alhamdulilah, Ketelitian membuat Saya Mengakhiri program magang selama 3 tahun dengan selamat.

Ada juga senior saya orang Jepang yang mengajarkan "kedisiplinan". Ketika itu di dalam laboratorium pengujian, Kaji San merokok santai. Padahal, di dalam Lab ada tulisan larangan merokok. Karena masih baru, saya diam saja.

Selanjutnya, suatu ketika saya disuruh menguji barang ke laboratorium. Saya pun merokok dengan santai. Setelah selesai, saya pun keluar, eh langsung dicegat oleh Bos, dimarahi habis-habisan karena dia melihat apa yang saya lakukan.

Kata Bos, Dia melihat saya merokok melalui CCTV yang ada di Laboratorium yang terhubung ke Kantor langsung. Saya pun bingung, senior saya kok tidak ketahuan?.

Ketika saya konfirmasi, sambil ketawa bilang ke saya kalau Dia merokok tidak kena sorotan langsung CCTV. Dia tahu letaknya, sedangkan saya tidak, hingga bablas saja di depan CCTV.

Kaji san seakan memperingatkan kalau merokok itu harus pada "tempatnya". Boleh merokok dimana saja, asal mengetahui situasi. Saya tidak lihat situasi, main hantam saja ngebul di depan CCTV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun