Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Problematika School From Home (SFH) dan Alternatif Solusinya

17 Juli 2020   20:04 Diperbarui: 17 Juli 2020   20:19 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru dituntut harus mengemas materi secara kreatif, menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik, belum lagi kebijakan sekolah mengenai jumlah jam pelajaran yang dibebankan pada guru, maka tidak heran jika banyak guru yang merasa kelelahan dan kewalahan hingga stres. 

Kita perlu menyadari bahwa bukan hanya orang tua dan anak yang mengalami tantangan di tengah masa pandemik ini, posisi guru pun tentu tidak mudah. Manajemen sekolah dan orang tua sebaiknya dapat menerima dan memahami kondisi tersebut juga, serta menjalin kerjasama yang efektif. Membudayakan untuk saling memanusiakan dan saling menghargai keterbatasan masing-masing.

Pihak manajemen sekolah juga dapat memberikan training singkat bagi para guru dalam hal penggunaan teknologi, dan menyeleksi guru dengan memperhatikan tipe kepribadian dan potensi yang dimiliki oleh para guru dalam proses pembuatan media pembelajaran,. Misalnya, guru yang memiliki kepribadian terbuka dapat diminta untuk lebih banyak tampil di video, sedangkan guru yang agak tertutup dapat lebih banyak dilibatkan di belakang layar. 

Ciptakan  iklim organisasi sekolah yang kondusif dan bangun kerjasama antar rekan kerja secara sehat, sehingga setiap warga sekolah dapat bergotong royong bersama-sama menghadapi perubahan pembelajaran di era new normal ini.

Satu-satunya cara agar tetap dapat bertahan di tengah pandemik ini adalah berusaha beradaptasi. Orang tua, anak, dan pihak sekolah bekerjasama untuk dapat saling menyesuaikan diri. Salah satunya dengan memperhatikan struktur-struktur yang ada di sekolah agar dapat disesuaikan selama anak belajar di rumah. Ada tiga struktur yang perlu diperhatikan yaitu struktur waktu, tempat dan materi.

Struktur Waktu 

Pengaturan waktu sebaiknya tetap diterapkan selama anak belajar dari rumah sebagaimana ketika anak masih berangkat ke sekolah sebelum pandemik. Orang tua dan guru bekerjasama mengatur jadwal pembelajaran secara online, sehingga anak tahu kapan waktunya dia siap di depan laptop atau perangkat digitalnya untuk mulai mengikuti proses pembelajaran  tersebut. Tentukan juga pukul berapa anak perlu beristirahat dan menyelesaikan proses pembelajaran online setiap harinya.

Orang tua dan anak perlu membuat kesepakatan mengenai aturan dan jadwal aktivitas selama di rumah. Di hari-hari sekolah, sebaiknya anak dihimbau untuk tetap bangun pagi seperti biasa kemudian mandi, sarapan dan bersiap untuk melakukan aktivitas sekolah dari rumah. Jelaskan hal ini pada anak dengan seksama melalui komunikasi yang jelas. 

Di awal masa penyesuaian mungkin anak akan protes dan menghadapi kesulitan beradaptasi terhadap struktur waktu tersebut, tetapi jika orang tua tidak menyerah dan tetap konsisten, maka secara tidak langsung anak sedang belajar untuk memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi terhadap segala situasi. Aturan rumah yang jelas dan konsisten sesungguhnya tidak mengekang anak, melainkan memberi kesempatan untuk anak lebih berkembang dengan bahagia, sehat dan merasa dicintai.

Rasa jenuh dan bosan yang dirasakan anak merupakan hal yang wajar, maka orang tua perlu memahami kondisi anak tersebut. Kita tidak bisa mengatur perasaan orang lain, termasuk perasaan anak. Hal yang dapat kita lakukan adalah menerima kondisi perasaan anak terlebih dulu, mendengarkan dan menunjukkan empati terhadap perasaannya. 

Penerimaan orang tua akan berdampak positif pada anak. Ketika anak merasa diterima maka dia merasa berharga, merasa dicintai, merasa pantas dan layak menjadi bagian dari anggota keluarganya. Ketika anak merasakan hal positif terebut, maka proses pendisiplinan akan berjalan lebih mudah. Kemudian orang tua dapat membantu anak untuk belajar mengelola perasaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun