Mohon tunggu...
Re Girindratta
Re Girindratta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Kenyataan harus dikabarkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

STOVIA Tempat Lahir dan Berkembangnya Nasionalisme Indonesia

15 Juni 2021   19:17 Diperbarui: 15 Juni 2021   19:26 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri Organisasi Boedi Oetomo (kemdikbud.go.id)

School tot Opleiding van Inlansche Arsten (STOVIA) merupakan sekolah untuk pendidikan kedokteran bagi rakyat bumiputera pada zaman Hindia Belanda. STOVIA merupakan pembaharuan dari Sekolah Dokter Djawa yang berdiri pada 1851 yang didirikan dengan tujuan menghasilkan mantri cacar untuk bertugas membantu para dokter dalam melaksanakan kegiatan vaksinasi. Wabah cacar dan penyakit menular yang melanda sebagian wilayah pantai utara Pulau Jawa pada 1847, khususnya wilayah keresidenan Banyumas tidak mampu diatasi oleh para dokter, karena itu perintah Hindia Belanda berusaha mencetak tenaga medis untuk membantu mengatasi wabah tersebut.

STOVIA merupakan tempat berkumpulnya pemuda bumiputera yang cerdas, karena syarat untuk masuk sekolah tersebut harus melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat, lulus dari sekolah Europesche Lagere School atau sekolah dasar Eropa dan menguasai bahasa Belanda, menjadi syarat utama yang harus dipenuhi jika ingin menjadi pelajar STOVIA. Kemampuan tersebut sangat mendukung mereka dalam mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri melaui koran-koran berbahasa Belanda. Misalnya tentang kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905 yang menyadarkan bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan bangsa Eropa, sehingga lahir semangat untuk mengalahkan bangsa Belanda.

Pelajar STOVIA sudah memiliki kemampuan untuk menganalisa kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat, sehingga wajar kalau dari sekolah ini muncul tokoh-tokoh pergerakan nasional kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka mempelopori lahirnya bentuk perjuangan baru dalam mengusir penjajah, yaitu perjuangan dengan menggunakan kekuatan pemikiran yaitu melalui organisasi-organisasi pergerakan.

Kehidupan bersama dalam Asrama STOVIA melahirkan interaksi intensif diantara para pelajar yang berasal dari Ambon, Manado, Jawa, dan Padang. Mereka mulai menyadari akan adanya persamaan-persamaan diantara mereka, yang pada akhirnya berkembang kesadaran untuk hidup bersama dalam wadah suatu bangsa. Kesadaran inilah yang dianggap sebagai munculnya nasionalisme awal, yang akan terus berkembang dan mengkristal menjadi nasionalisme bangsa.

Keresahan para pelajar STOVIA terhadap nasib bangsanya menjadi tema diskusi keseharian para pelajar STOVIA, apalagi setelah datang Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang mengadakan ceramah tentang pentingnya memajukan rakyat bumiputera melalui pendidikan. Menurut Dokter Wahidin Soedirohoesodo masyarakat perlu menggalang dana belajar (studie fond) untuk membantu anak-anak bumiputera yang cerdas dan memiliki kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi tetapi kekurangan dana.

Usaha untuk menggalang dana belajar kurang mendapat dukungan dari para priyayi dan bangsawan, karena dianggap akan mejadi saingan dan ancaman dalam memperebutkan status sosial. Gagasan Dokter Wahidin Soehodo mendapat sambutan baik oleh para pelajar STOVIA, khususnya Soetomo, yang mendengarkan ceramah beliau pada Desember 1907. Ceramah tersebut memicu semangat para pelajar STOVIA untuk membentuk suatu wadah agar dapat menyatukan orang-orang yang memiliki tujuan sama, yaitu memajukan dan mensejahterakan masyarakat melalui pendidikan.

Pada 20 Mei 1908 pelajar STOVIA yang masih berumur belasan tahun dibawah pimpinan Soetomo mendirikan perkumpulan Boedi Oetomo, yang bertujuan untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat Jawa melalui pendidikan. Perkumpulan Boedi Oeotmo sudah memiliki kepengurusan yang jelas sebagaimana organisai modern pada umumnya, sehingga arah dan tujuan dari perkumpulan ini sudah tersusun secara sistematis. Kepengurusan Boedi Oetomo pertama terdiri dari:

Ketua                 : Soetomo

Wakil Ketua    : Moehamad Soelaiman

Sekretaris 1     : Gondo Soewarno

Sekretaris 2     : Goenawan Mangoenkoesomo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun