Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perihal Insentif Gaji, Efek Multiplier, dan Kesenjangan Ekonomi

7 Agustus 2020   08:17 Diperbarui: 7 Agustus 2020   08:13 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://sumut.idntimes.com/

Menengah-bawah

36 juta-60 juta

Bawah

<36 juta

Menurut analisis Keynesian, kedua kelas terbawah memiliki marginal propensity to consume (MPC) yang paling besar. MPC yang besar mengindikasikan bahwa mayoritas tambahan pendapatan disposabel akan digunakan untuk kegiatan konsumsi. Lantas, kegiatan inilah yang menciptakan Efek Multiplier dalam perekonomian.

Berikut adalah rumus dari Efek Multiplier tersebut

Government Expenditure Multiplier = 1/(1-MPC) = 1/MPS

Dari rumus di atas, didapatkan bahwa semakin besar MPC, semakin besar pula Efek Multiplier. Maka dari itu, memberikan bantuan pendapatan kepada kelas menengah-bawah akan memberikan Efek Multiplier yang besar. Akibatnya, perekonomian secara makro akan menerima dorongan pertumbuhan yang maksimal.

Akan tetapi, efeknya tidak berhenti di sini. Insentif ini juga menahan pelebaran kesenjangan ekonomi karena krisis COVID-19. Pertahanan ini diperlukan agar tidak terjadi gejolak sosial yang membahayakan pertumbuhan jangka panjang.

Seperti yang kita ketahui, pandemi COVID-19 menyapu habis pendapatan tenaga kerja (labor income) dari banyak orang. Sapuan ini terjadi karena maraknya PHK dan pembatasan kapasitas produksi sebagai implikasi pembatasan sosial. Bagi kelas menengah-atas dan atas, sapuan ini tidak terlalu berdampak. Mereka memiliki non-labor income dari aset-aset yang cukup banyak.

Hal yang sebaliknya terjadi kepada kelas menengah-bawah dan bawah. Kelompok ini hidup dari labor income. Jumlah aset produktif mereka belum cukup besar dalam memberikan non-labor income yang memadai. Sehingga, terjadinya PHK atau pengurangan gaji karena COVID memiliki dampak yang besar untuk penghidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun