Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suam-Suam Kuku: 100 Hari Jokowi-Ma'ruf

31 Januari 2020   20:43 Diperbarui: 31 Januari 2020   20:38 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/100-hari-jokowi-maruf-catatan-pemberantasan-korupsi-dan-ham-100-hari-jokowi-maruf.html

Tanpa terasa, sudah 100 hari Jokowi-Ma'ruf menjadi nahkoda NKRI. Selama waktu ini, ada berbagai dinamika yang terjadi. Meski demikian, kebanyakan dinamika ini terjadi dari kondisi eksternal. Sehingga, meski kondisi dunia semakin panas di awal 2020, kabinet Jokowi-Ma'ruf masih suam-suam kuku.

Mengapa suam-suam kuku? Sebab ada beberapa gebrakan yang muncul dari sektor tertentu. Akan tetapi, terjadi pula dormancy di berbagai sektor lain. Sehingga, 100 hari ini tidak dingin-dingin banget. Namun, ia tidak sehangat yang penulis harapkan dari sebuah reforming government with nothing to lose.

Sektor pertama yang paling mengalami gebrakan adalah pendidikan. Di bawah Mas Menteri Nadiem, sektor ini benar-benar mengalami disrupsi yang besar. Paling tidak, ide-ide yang keluar dari Mas Menteri benar-benar mendobrak konvensi. Ide kebijakan yang berorientasi pada birokrasi seperti Zonasi kini diubah menjadi orientasi peserta didik. Dengan kata lain, he wanted education freedom.

Education freedom ini tercermin dari kebijakan Merdeka Belajar. Dalam kebijakan, ini ada 4 perubahan utama yang ingin dibawa. Pertama, USBN diganti dengan asesmen yang diselenggarakan masing-masing sekolah. Kedua, UN akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada siswa kelas 4, 8, dan 11. Ketiga, penyingkatan RPP menjadi satu halaman saja. Keempat, Zonasi PPDB yang dibuat lebih fleksibel (Adit dalam kompas.com, 2019).

Setelahnya, Menteri Nadiem kembali berinovasi dengan kebijakan Kampus Merdeka. Kebijakan yang baru meluncur lima hari lampau ini berfokus pada perubahan cara belajar dan kualitas perguruan tinggi.

Pertama, re-akreditasi akan diperbaharui secara otomatis setiap 5 tahun sekali.

Kedua, mahasiswa dapat mengambil SKS di luar kampusnya selama 2 semester dan prodi lain di dalam kampus sebanyak 1 semester.

Ketiga, PTN dan PTS berakreditasi A dan B diberikan otonomi membuka prodi baru. Keempat, kemudahan memeroleh status PTN Badan Hukum (PTN-BH) tanpa terkait status akreditasi.

Selain itu, Menteri Nadiem juga bekerjasama dengan Netflix untuk mempromosikan film Indonesia. Kerjasama ini dilakukan agar Indonesia menjadi tempat syuting paling laku di dunia. Selain itu, 15 sineas terpilih akan dikirim ke Hollywood untuk belajar membuat film. Sehingga, kualitas dan eksposur perfilman Indonesia bisa meningkat (Budiansyah dalam cnbcindonesia.com, 2020).

Selanjutnya, sektor kedua yang juga didobrak adalah pariwisata dan ekonomi kreatif. Ternyata, penunjukkan Wishnutama memang tepat. Beliau memiliki kreativitas yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

Kreativitas ini dibuktikan dengan pembangunan Labuan Bajo sebagai destinasi premium. Lebih lanjut lagi, pembangunan lima destinasi superprioritas juga dipercepat, and he's doing it (travel.tempo.co, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun