Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahai Politisi, Belajarlah dari Si Doel

2 Agustus 2019   11:38 Diperbarui: 2 Agustus 2019   11:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: solo.tribunnews.com

"Anak Betawi, ketinggalan jaman, katenye..." 

Masih ingat dengan kutipan lagu ini? Penulis yakin, kebanyakan kita masih mengingatnya. Ia berasal dari OST. Si Doel Anak Sekolahan (SDAS). Sebuah sinetron legendaris yang tetap dikenang sampai sekarang.

Status legenda ini dibuktikan dari kenangan publik yang masih melekat. Kalau tidak, bagaimana mungkin kisah ini terus dilanjutkan? Dari Si Doel Anak Pinggiran sampai Si Doel The Movie 2, kisah yang diangkat bisa dilacak sampai ke SDAS. Bahkan, penulis berpendapat bahwa seluruh lanjutan serial Si Doel adalah upaya revival SDAS.

Siapa yang bisa lupa ketika Babe Sabeni berteriak kegirangan waktu Doel lulus jadi "tukang insinyur"? Ketika Atun kejepit tanjidor? Atau ketika Mandra berceloteh jenaka tentang hidupnya yang apes? Momen-momen tersebut membentuk kenangan publik akan SDAS sebagai sebuah tontonan.

Lantas, mengapa SDAS menjadi legendaris? Ia menjadi legendaris karena sarat akan pelajaran kehidupan. Mulai dari pelajaran soal percintaan sampai keberanian untuk bermimpi. Semuanya ada. 

Hebatnya, semua itu dikemas secara unik, lucu, namun eksploratif. Penonton pun tidak merasa digurui dan mampu mengambil pelajaran kehidupan sesuai perspektif masing-masing.

Tetapi, ada pelajaran yang jarang dilihat oleh penonton SDAS. Bahkan oleh die-hard fans seperti penulis. Apa pelajaran tersebut? Pelajaran soal politik. Semestinya, para politisi kita belajar dari SDAS. Khususnya dari tiga karakter penting dalam sinetron ini.

Karakter pertama adalah Doel. Sosok yang diperankan Rano Karno ini adalah pusat seluruh cerita yang terjadi. Mulai dari perjuangan menjadi sarjana, mencari pekerjaan, sampai memilih di antara dua wanita. 

Perjalanan hidupnya menjadi tema sentral SDAS. Kelebihan terbesar tokoh ini adalah karakter penting yang (harusnya) dimiliki oleh politisi-politisi kita. Apa kelebihan tersebut?

"Kalo bisa Abang sama kayak gua Bang. Punya prinsip," tandas Doel kepada Mandra yang galau akan Munaroh. Sebagai pribadi, Doel memiliki prinsip-prinsip tertentu dalam menjalani kehidupan dan konsisten menjalankannya. Meskipun konsistensi itu sering membawa kesulitan, Doel tak gentar. Ia terus berjalan selurus-lurusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun